I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop : Para ahli filsafat kuno, terutama Aristoteles dan Paracelcus pada zaman purba telah mendapat kesimpulan bahwa”semua hewan dan tumbuhan walaupun tampaknya sangat rumit terdiri atas beberapa unsur yang selalu terdapat kembali dalam tiap makhluk itu”. Dengan adanya kesimpulan itu, beberapa abad kemudian ditemukan sebuah sel tunggal dengan menggunakan alat pembesar yang disebut dengan mikroskop.
Pada tahun 1950, kakak beradik pembuat kaca mata yang berasal dari Belanda bernama Zachary dan Fransis Jassen, menemukan pemakaian 2 buah lensa cembung dalam sebuah tabung. Penemuan ini dapat dikatakan sebagai prototipe mikroskop. Tahun 1610 Galileo dengan kombinasi beberapa lensa yang dipasang dalam sebuah tabung timah untuk pertama kalinya berhasil menggunakannya sebagai sebuah mikroskop sederhana.
Pada tahun 1632-1723, Antony van Leeuwenhoek dapat membuat lensa-lensa dengan pembesaran yang memuaskan untuk melihat benda-benda kecil. Walaupun demikian terdapat keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya urainya (Subowo, 1989).
Dalam menggunakan sebuah mikroskop, perlu mengetahui cara penggunaan mikroskop dengan baik agar objek yang akan diteliti mendapatkan hasil yang diharapkan. Cara-cara penggunaan mikroskop dengan baik yaitu, pertama-tama mikroskop diletakkan di atas meja dengan lengannya menghadap kita, kemudian
jangan lupa membuka difragma secara penuh. Setelah itu, jangan lupa mengatur letak cermin supaya cahaya terpantul melalui lubang pada meja objek, sehingga melalui lensa okuler terlihat sebuah lingkaran yang terangnya merata. Lalu, preparat diletakkan di atas meja objek dan dijepit dengan jepitan objek. Mulailah pengamatan dengan menggunakan lensa objektif berkekuatan rendah. Jika letak lensa objektif sudah tepat, akan terdengar bunyi berdetik. Setelah itu, kepala dimiringkan ke satu sisi mikroskop dan sambil memutar tombol pengatur kasar. Kemudian mengamatinya dengan menaikkan atau menurunkan meja objektif sampai meja objektif terletak 5mm dari objek yang diamati. Mulai dengan menggerakkan pengatur kasar pada beberapa mikroskop terhadap meja objektif yang bergerak ke atas dan ke bawah. Ketika melihat melalui lensa okuler, dengan perlahan-lahan tabung mikroskop dinaikkan sehingga objek terlihat. Jika dinaikkan 2cm objek tetap tidak terlihat itu berarti fokus mikroskop untuk objek sudah terlewati.
Sesuai dengan perkembangan zaman, mikroskop terbagi menjadi 5 jenis yaitu mikroskop cahaya, mikroskop optik, mikroskop elektron, mikroskop polarisasi, dan mikroskop DIP (Differensi Interferensi Polarization). Mikroskop optik terbagi menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo sedangkan mikroskop elektron terbagi menjadi mikroskop transmisi elektron (TEM), mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM), dan mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM).
Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda-benda tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal misalnya jaringan, harus dibuat sayatan yang tipis. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu tipis, tebal, halus atau kecil.
Pengamatan Sel : Pada tahun 1632-1723, Antonie Van Leeuwenhoek orang yang pertama kali menemukan adanya dunia mikroorganisme dengan melakukan penelitian yang menggunakan air rendaman jerami, kemudian mengamatinya dengan mikroskop. Ia menemukan adanya organisme-organisme yang bergerak dalam air rendaman tersebut yang ia sebut sebagai bakteri (Subowo,2005).
Pada tahun 1665, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hook sedang meneliti tumbuhan gabus. Saat meneliti jaringan mati tumbuhan gabus (Quercus suber), Hook menemukan adanya struktur yang sangat kecil dengan bentuk yang teratur serta diselubungi oleh dinding. Dengan penemuannya itu, Hook menyebutnya dengan sebutan sel.
Schwan dan Sceleiden (1839), merumuskan teori tentang sel yang berbunyi “Sel adalah unit dasar kehidupan. Semua tumbuhan dan hewan dibangun dan terdiri atas sel-sel” (Yatim,2002).
Perbedaan yang paling mendasar antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah sel hewan tidak mempunyai dinding sel tetapi mempunyai membrane sel. Sel tumbuhan mempunyai kloroplas sedangkan sel hewan tidak. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, nucleus, dan sitoplasma (Subowo,2005).
Protista adalah organisme yang tidak termasuk tumbuhan maupun hewan. Protista terbagi atas dua golongan yaitu protista tingkat tinggi yang disebut eukariot dan protista tingkat rendah yang disebut prokariot. Organisme yang termasuk dalam protista tingkat tinggi adalah fungi, protozoa, dan ganggang. Sedangkan yang termasuk dalam protista tingkat rendah adalah bakteri, ganggang biru hijau, mikroplasma, dan ricketsia sedangkan virus tidak termasuk dalam keduanya (Muslimin,2003).
Apakah protista eukariot yang pertama itu??, kita tidak tahu. Tetapi ke dalam sel kita masukkan nucleus, mitokondria, beberapa mikrotubula, dan mungkin saja flagella, akan terjadi suatu bentuk yang sekarang dikenal dengan sebutan protozoa (Kimball,2001).
Protozoa adalah golongan eukariot yang bersifat uniseluler, nonfotosintetik. Perbanyakan sel dengan pembelahan biner atau aseksual. Protozoa dalam bahasa Yunani berarti binatang pertama. Protozoa dapat bersifat motil dan nonmotil tergantung dari jenis. Pergerakannya bias dengan pseupodia, silia, flagella atau dengan meluncur. Sel protozoa terbungkus oleh membran sitoplasma, ukurannya beragam dengan bermacam-macam bentuk, bulat, lonjong, dan ada pula yang bulat lonjong (Muslimin,2003).
Protozoa adalah hewan mikroskopik berbentuk uniseluler. Sampai sekarang dikenal, lebih dari 30.000 spesies, ada yang pathogen, berperan penting di dalam simbiosa dengan Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga, berperan di dalam proses mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, dan pengolahan buangan.
Protozoa dapat ditemukan di dalam banyak habitat, misalnya di dalam air kolam, air sungai yang tergenang, lumpur, debu, tanah, tinja, juga di lautan. Sifat hidupnya bisa dengan syarat kehidupan yang minimal. Sebab jasad ini dapat menggunakan bacteria maupun protozoa lainnya sebagai sumber makanannya. Di dalam keadaan yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya, beberapa spesies dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel yang tebal (Unus,2000).
Protozoa ini ditetapkan dalam empat filum yaitu, Rhizopoda (Filum Sarcodina) contohnya amoeba, Flagelata (Filum Mastigophora) contohnya Euglena, Ciliata (Filum Ciliophora) contohnya Paramecium, dan Sporozoa (Filum Sporozoa) contohnya genus Plasmodium (Kimball,2001).
Masuknya molekul zat ke dalam sel, bukan merembes begitu saja seperti air merembes ke dalam kantung kain. Melainkan sel itu dibatasi dengan cairan antar sel bertetangga atau dengan dunia luar oleh membrane atau selaput. Membrane itu meski tipis sekali, namun bersifat semipermeabel, artinya dapat ditembus oleh beberapa zat saja. Membran sel itu memiliki ribuan molekul protein dengan beranekaragam fungsi. Sifat permeabilitas pada sel adalah dimana suatu zat dapat masuk pada membran sel (www. Erlangga.co.id).
Pengamatan Tumbuhan : Makhluk hidup untuk mencapai tahap dewasa mengalami peristiwa tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu merupakan peristiwa perubahan biologis makhluk hidup yang tidak dapat kembali ke wujud semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup uniseluler terbatas pada bertambahnya ukuran sel. Sementara pada mahkluk hidup multiseluler, selain bertambahnya ukuran sel, pertumbuhan diikuti pula dengan bertambahnya jumlah sel (Sandri,2000).
Dalam tumbuhan memiliki berbagai macam organ yang berfungsi secara bersama-sama. Organ tumbuhan meliputi daun, akar, batang dan bunga. tidak hanya itu, tumbuhan juga terbagi atas dua yaitu tumbuhan monokotil (biji berkeping satu), dan dikotil (biji berkeping dua) (Fahn, 1965).
Bunga merupakan organ untuk perkembangbiakan, dan merupakan metamorphosis dari batang dan daun. Berdasarkan jumlah bunga pada tangkai dapat dibedakan sebagai bunga tunggal dan bunga majemuk. Sifat lain yang dalam pencandraan morfologi bunga adalah letak bunga pada batang, bagian-bagian bunga warna bunga dan lain-lain (Loveless, 1991).
Klasifikasi adalah pengelompokkan makhluk berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi, habitat, dan distribusi. Klasifikasi bertujuan menyederhanakan suatu objek untuk mencari keseragaman dan keanekaragaman (Tjitrosoepomo, 1991).
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi tanaman monokotil dan dikotil beserta bunga lengkap dan bunga tak lengkap yaitu :
A. Klasifikasi tumbuhan mangga (Mangifera indica L.) :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Dicotylae
Ordo : Rutacer
Family : Rutaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
B. Klasifikasi tumbuhan jagung (Zea mays) :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Monocotylaea
Ordo : Poales
Family : Poaceac
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
C. Klasifikasi stek ubi kayu (Manihot esculenta) :
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Family : Euphorbiuceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
D. Klasifikasi tumbuhan bunga kembang sepatu (Hibiscus rossa-sinnensis) :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Maluales
Family : Maraceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rossa- sinensis
E. Klasifikasi tumbuhan bunga mawar (Rossa hybrida Hort) :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Ordo : Rosales
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Maluales
Family : Rosaceae
Genus : Rossa
Spesies : Rossa hybrida Hort
F. Klasifikasi tumbuhan bunga kamboja (Plumeria acuminata) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocynaceac
Marga : Plumeria
Spesies : Plumeria acuminate
G. Klasifikasi kecambah kacang hijau (Vigna radiate) :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna Radiate
Pengamatan Hewan : Amphibi berasal dari kata (amphi = rangkap, bios = kehidupan) yang berarti bahwa amphibi adalah hewan yang hidup dalam dua lingkungan atau tempat, yaitu lingkungan air dan lingkungan darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup di darat dengan beberapa bentuk penyesuaian. Amphibi mempunyai alat sepasang kaki yang berguna untuk berenang dan berjalan. Amphibi merupaka hewan vertebrata yang pertama kali memulai kehidupan di darat, yang berbeda dengan ikan yang hanya dapat hidup di air.
Amphibi termasuk hewan yang berdarah dingin, yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan. Ada beberapa jenis amphibian yang mirip dengan kadal, akan tetapi antara amphibian dan reptilian terdapat perbedaan-perbedaan tersebut yaitu, amphibian hanya ada beberapa jenis saja yang mempunyai cakar atau ekor, jantung amphibian hanya mempunyai satu partikel. Selanjutnya, telur amphibian tidak mempunyai kulit yang keras, sehingga amphibian harus bertelur di air atau tempat yang becek.
Dalam hal ini contoh hewan amphibi adalah katak. Katak mengalami metamorphosis sempurna karena bentuk larva dengan bentuk dewasa sangat berbeda. Pada saat berudu katak bernafas dengan insang luar dan berekor pendek. Kemudian insang luar hilang dan tumbuh insang dalam. Ketika insang dalam hilang, paru-paru tumbuh sehingga berudu bernafas dengan kulit. Ekor berudu mulai memendek karena diresorpsi, tumbuh kaki belakang dan paru-paru. Fase terakhir adalah pertumbuhan kaki depan dan menjadi katak kecil.
Katak banyak digunakan sebagai bahan percobaan dalam ilmu hayat, untuk penelitian dalam ilmu faal dan farmasi, serta untuk bahan makanan bagi manusia. Katak banyak digunakan sebagai bahan percobaan karena katak sangat mudah di dapatkan. Selain itu, katak memiliki kulit atau integument-integument yang lengkap, serta alat-alat pencernaan dan reproduksinya yang hampir sama dengan manusia.
Memahami Konsep Hukum Mendel : Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang keturunan pewaris sifat pada makhluk hidup. Dalam genetika terdapat gen yang menyampaikan informasi genetika pada generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap keturunan akan mempunyai fenotip yang hampir sama hasil campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang diamati disebut fenotip sedangkan yang tidak dapat diamati dinamakan genotip yang berupa susunan individu.
Gregor Mendel adalah orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat. Mendel mengemukakan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot, terjadi pemisahan alel secara bebas. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung sel induknya. Peristiwa ini dikenal dengan melalui persilangan monohybrid. hukum Mendel II menyatakan bahwa ketika berlangsung meiosis, terjadi pengelompokkan gen secara bebas. Pada persilangan sering sekali terjadi hasil yang seolah-olah menyimpang dari hukum Mendel, yang diakibatkan oleh factor lingkungan maupun factor gen itu sendiri.
Untuk mendapatkan perubahan sifat yang permanen, diperlukan berbagai usaha, antara lain melalui perkawinan silang (persilangan), mutasi, dan rekayasa genetika. Persilangan dan mutasi banyak diterapkan pada pertanian dan peternakan. Rekayasa genetika banyak diterapkan dalam berbagai penelitian, termasuk dalam dunia kedokteran.
Mendel juga mengemukakan bahwa pada saat pembentukan gamet (sel kelamin) terjadi pemisahan bebas dari sifat/ gen yang dikandung oleh induknya. Artinya, setiap gamet akan mendapatkan gen yang telah memisah secara acak. Misalnya, induk Bb akan menghasilkan gamet B dan b. Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip segregasi bebas. Sedangkan induk BbPp (biji bulat, batang panjang) akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP, bp. Prinsip ini disebut prinsip kombinasi secara bebas (Taryono, 1996).
Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel yang berbeda. Dan juga hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan, hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel II ini juga tidak berlaku untuk persilangan monohybrid (Syamsuri, 2004).
Transpirasi Tumbuhan : Transpirasi adalah eporasi uap air dari daun tumbuhan melalui stomata. Aliran air dari tanaman sebagai akibat transpirasi. Air menguap melalui stomata menyebabkan lebih banyak air ditarik dengan osmosis dari sel-sel daun berdekatan.
Pada pengamatan pohon Jati Putih ( Tectona grandis) pada menit kesepuluh terjadi proses penguapan atau transpirasi sebesar 0,05 ml. Selanjutnya bertambah menjadi 0,2 ml pada menit ketiga dan pada menit keenam.
Pada pengamatan pohon Johar ( Cassia siamea lamk) pada menit kesepuluh tidak mengalami penguapan atau proses transpirasi, namun setelah menit ketiga mulai terjadi penguapan dengan besar penguapan 0,1 ml. Kemudian diteruskan pada menit keenam dengan besar penguapan yang sama yaitu 0,1 ml.
Fotositesis Tumbuhan : Fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat anorganik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan energi cahaya. Proses ini hanya terdapat pada tumbuhan yang mempunyai pigme yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari, yaitu klorofil. (Hermaya, 1999).
Tumbuhan hijau merupakan produsen karena ia mampu mengolah makanan sendiri, mampu merubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Proses itu melibatkan bantuan sinar matahari. Karena ingin membuktikan tentang fotosintesis pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun maka dilakukan percobaan ini. Sifat fisiologi yang dimiliki tumbuhan adalah kemampuan untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik.Serta diasimilasikan didalam tanaman, peristiwa ini akan berlangsung bila ada cahaya.
Fotosintesis berlangsung bila ada dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang membutuhkan energi cahaya matahari untuk mengaktifkan klorofil sehingga klorofil dapat memberikan elektron. Klorofil yang telah diaktifkan dapat memindahkan energinya untuk penguraian air menjadi ion. Proses ini terjadi dalam klorofil dengan bantuan energi matahari disebut reaksi terang atau reaksi fotolisis. Sedangkan pada reaksi gelap terjadi dalam suatu ruangan didalam kloroplas yang dinamakan stroma. Reaksi gelap diawali dengan fiksasi CO2 oleh ribulose difosfat (RDP). Reaksi gelap fotosintesis ditemukan pertama kali oleh Melvin Calvin dan Andraw Benson.
( Sunarto, 2004).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Tujuan dalam praktekum biologi umum pada modul pengenalan dan pengunaan mikroskop. Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara mengunakannya, serta memprlajari cara menyiapakan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.
Kegunaanya adalah agar praktikum dapat praktikan dapat mengatahui bagian-bagian dari mikroskop serta fungsi maupun jenis-jenisnya dan dapat melakukan pengamatan langsung di laboratorium.
1.2.2 Pengenalan Sel
Tujuan dalam melaksanakan praktekum ada dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum adalah dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan histologi sistem organ pada tumbuhan dan tujuan khusus yaitu membandingkan struktur morfologi akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil, membandingkan stuktur anatomi akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil, dan menggambarkan berbagai alat reproduksi pada tumbuhan.
Kegunaanya adalah agar praktikan dapat mengetahui bahwa sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup dan mengetahui perkembangan tentang sel dan tekhnologinya serta dapat mengetahui tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses terjadinya semipermeabilitas membran sel.
1.2.3 Pengamatan Tumbuhan
Tujuan dalam praktikum pengamatan tumbuhan agar oraktikan dapat memahami struktr morfologi dan anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil seta memahami sistem reprodruksi pada tumbuhan.
Kegunaannya adalah agar praktikan dapat mengenal bentuk bagian-bagian tumbuhan baik akar (Radix), batang (Caulis), dan daun (Folium) pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Serta dapatmembedakan tumbuhan dikotil dan monokotil baik dari segi struktur morfologi, maupun struktur anatomi tumbuhan tersebut.
1.2.4 Pengamatan Hewan
Tujuan dalam Praktikum Biologi Umum pada modul tentang Pengamatan Hewan yaitu agar praktikum dapat memehami struktur morfologi dan anatomi dari sistem organ pada hewan khususnya katak hijau (Rana cancrivora).
kegunaanya yaitu agar dapat memahami sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada hewan vertebrata, yaitu kataj hijau (Rana cancrivora) serta menggambarkan morfologi pada hewan itu sendiri.
1.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk melihat adanya penyimpangan dari Rasio Fenotipe yang disebabkan oleh adanya Interaksi antara gen-gen.
Kegunaannya adalah untuk mengetahui penurunan sifat yang diturunkan pada keturunannya. Agar kita dapat mengetahui penyimpanagn-penyimpangan dari rasio Fenotipe.
1.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mmengetahui fakktor-faktor yang mengetahui transpirasi pada tumbuhan.
Kegunaanya adalah untuk mengetahui uap air yang hilang selama sepuluh menit dalam waktu satu jam.
1.2.7 Pengamatan Fotosintesis
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan terjadinya fotosintesis pada tumbuhan hijau.
Kegunaan agar pratikan dapat membuktikan proses terjadinya fotosintesis dan manfaat fotosintesis pada tumbuhan hijau yang terjadi pada daun.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
2.1.1 Sejarah Mikroskop
Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitiaan yang bersifat mikroskop, karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat melihat benda yang sangat halus dan kecil dengan mata bugil. Mikroskop merupakan alat yang paling di butuhkan dalam laboratorium biologi, sehingga perlu di jaga dengan baik, digunakan dengan baik dan pemeliharaannya juga baik dan teratur.
Pada tahun 1689 mikroskop berhasil ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan belanda. Bernama Antonie Van pemeliharaan mikroskop sangat penting, karena mikroskop sangat berguna untuk pengamatan dan penelitiaan dalam kehudupan manusia. Untuk dapat melakukan percobaan, karena tampa mikroskop manusia tidak dapat melakukan percobaan secara baik. Berdasarkan prinsip kerjanya, mikroskop dapat di bedakan menjadi dua bagian, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik lebih sering digunakan di sekolah-sekolah dan sebagian besar banyak dimiliki (Campbell, 2005).
Laboratorium di Indonesia. Dalam mengembangkan teknologi dan pengunaan mikroskop yang sangat berkembang pesat, karena mikroskop mampu memberikan penyinaran tersendiri tampa bantuan cermin datar dan cermin cekung untuk menciptakan hal yang tersebut telah banyak dilakukan percobaan agar bagian tersebut dapat berkembang pesat dengan lebih modern dan lebih canggih lagi, sehingga dalam penelitiaan manusia dapat melakukan hasil yang lebih baik dan lebih detail lagi.
2.1.2 Jenis-Jenis Mikroskop
Mikroskop terdiri dari empat macam yaitu mikroskop biasa, mikroskop fluorisasi, mikroskop kontrafase, mkroskop polarisas. Berdasarkan system pencahayaannya mkroskop terdiri atas dua jenis yaitu:
Mikroskop optik juga dibedakan menjadi dua bagian yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi adalah digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal maka harus dibuat sayatan yang tipis. Benda-benda yang diamati diletakan diatas kaca objek dengan medium air dan ditutup dengan kaca penutup yang tipis (Syamsuri Istamar, 1989).
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus dan kecil. Mikroskop stereo juga digunakan untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas maupun maupun penyinara dari bawah.
2.1.3 Bagian-Bagian dan Fungsi Komponen Mikroskop
Komponen-komponen mikroskop beserta fungsi-fungsinya yaitu:
- lensa okuler yaitu bagian untuk mengamati objek berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
- lensa objektif yang terletak di dekat objek berfungsi untuk menunjukkan bagian-bagian objek yang akan diamati dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
- tabung mikroskop berfungsi menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif.
- revolver berfungsi sebagai pemutar untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.
- pemutar kasar dan halus berfungsi untuk menggerakkan tabung naik atau turun dan mengatur bayangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas.
- meja objek berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen atau objek yang akan diamati.
- penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat yang telah diletakkan objek yang akan diamati agar tidak goyang pada saat didorong ke kanan dan ke kiri.
- diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.
- cermin berfungsi untuk mengumpulkan cahaya pada cermin cekung. Pada cermin datar untuk cahaya terang, sedangkan cermin cekung untuk cahaya lemah.
- Kaki dasar mikroskop berfungsi sebagai kaki untuk menjaga agar mikroskop dapat berdiri tegak pada saat digunakan.
- lengan mikroskop berfungsi sebagai alat pemegang pada saat mengangkat mikroskop (Gabriel, 1998).
2.1.4 Sifat Lensa Pada Mikroskop
Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut objektif, membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan diperbesar dan terbalik. Lensa yang dekat mata, yang disebut lensa okuler atau lensa mata, digunakan sebagai pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh objektifnya. Lensa mata ditempatkan sedemikian rupa sehingga bayangan yang dibentuk oleh objektif jatuh di titik fokus pertama lensa mata. Dengan demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-olah berkas cahaya ini datang dari tempat yang tak terhingga di depan lensa (Young dan Freedman, 2003).
2.2. Pengamatan sel
2.2.1 pengertian sel
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri, Sel merupakan suatu organisasi yang terjadi secara berangsur-angsur dan bertingkat kearah bentuk yang lebih maju dalam proses dasar karakteristik dari kehidupan yang secara tetap dan pasti (Amin, 1977), ditinjau secara biokimia, sel hanya dapat dibedakan menjadi dua macam. Kedua macam sel itu dapat dilihat dari ada tidaknya membran inti. Sel yang tidak memiliki membran inti digolongkan kedalam sel prokarion sedangkan yang memiliki membran inti digolongkan kedalam sel eukarion (Istamar Syamsuri, 2004).
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan ialah dimana sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa yang sifatnya kaku, sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel yang memiliki selulosa dan hanya terdapat membrane sel yang sifatnya tidak kaku. Sel tumbuhan mempunyai kloroplas sedangkan sel hewan tidak.
pada tahun 1655. Robert Hooke, menemukakan bentuk mikroskop dalam gabus dan dalam batang tumbuhan, dalam gabus ia melihat barisan-barisan rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen yang mengatakan pada sarang lebah. Ungkapan Robert Hooke, mengenai sel berjalan sejajar dengan ungkapan Van Leewek Hooke mengenai hewan-hewan kecil. Selama satu setengah abad banyak orang yang telah melihat baik sel tetapi tidak ada seorang pun yang memahami artinya (Karmana. 2005).
Ukuran sel bermacam-macam ada yang hanya 1-10 mikron, misalnya bakteri. Ada yang mencapai 30-40 mikron, misalnya protozoa, ada pula yang mencapai beberapa sentimeter, misalnya serabut kapas. Bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan tiap bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria yang terdapat didalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi sebagai pencerna. Bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri atau terpisa dari sel. Jadi, bagian-bagian sel itu harus berada didalam kesatuan sel agar dapat berfungsi secara normal.
2.2.2 Sel Hewan
Sel hewan adalah sel yang lebih kecil dari sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel yang mengandung selulosa dan hanya terddapat membrane sel yang sifatnya tidak kaku, dan bentuknya tidak tetep. Sel hewan tidak mempunyai vakuola,tetapi mempunyai vesikel yang lebih kecil nukles. Pada perkembangan sel hewan tidak disertai dengan pembentukan dinding sel. Sel hewan memiliki kutub animal dan vegetal. Apoptosis untuk perkembangan jaringan sel hewan, melibatakan mitokondria dan caspase.
2.2.3 Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan adalah sel yang lebih besar dari sel hewan, mempunyai bentuk yang tetap. Sel tumbuhan umumnya mempunyai dinding sel dan mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar. Tetapi sel tumbuhan tidak mempunyai sentrosom dan lisosom, nukleusnya lebih kecil dari. vakuola. Perkembangan sel tumbuhan adalah adanya sitokinesis dan pembentukan dinding sel. Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang berbeda-beda. Sel tumbuhan terdapat proses histodifferensiasi dan dapat meristem jaringan embrionik seumur hidup.
2.2.4 Organ-organ Sel
• Mitokondria adalah organel tmpat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup.
• Badan golgi adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
• Retikum endoplasma adalah organ yang ditemukan pada semua sel eukariotik dan merupakan bagian sel yang terdiri atas system membrane.
• Plastida adalah organ pada sel tumbuhan.
• Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan yang berupa air dan berbagai zat yang terlarut didalamnya.
2.3 Pengamatan tumbuhan
2.3.1 Tumbuhan monokotil
Tumbuhan monokotil yaitu yang termaksud tumbuhan biji berkeping satu, Pada tumbuhan monokotil merupakan tanaman yang dapat dilihat kenampakannya yang menonjol yaitu mempunyai kulit cabang dan kulit batang. Tumbuhan monokotil juga identik dengan tumbuhan yang hanya terdiri atas satu batang tanpa cabang atau ranting. Pada sistem pembulu kelihatannya sebagian berkas pembuluh yang terpisah secara panjang ( Rustaman, 1994 ).
Di dalam dunia ini, tentunya banyak memiliki berbagai macam spesis makhluk hidup baik tumbuhan maupun Hewan dan Binatang. Pada umumnya makhluk hidup saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, atau disebut dengan rantai makanan.Variasi tumbuhan dan makhluk ini kemudian diklasifikasi untuk mengetahui berbagai macam spesis yang akan di golongkan menjadi beberapa famili.
Pada beberapa abad yang lalu, para ahli berlomba-lomba untuk meneliti berbagai macam spesis, baik spesis Hewan maupun spesis Tumbuhan. Sehingga pada abad sekarang ini kita bisa mengetahui dan memahami lebih jelas lagi tentang klasifikasi hewan maupun tumbuhan tersebut.
Pada sub pembahasan kali ini, akan dibahas tentang berbagai macam tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil, pengamatan kali ini juga meliputi berbagai macam bagian-bagian tumbuhan dikotil dan monokotil tersebut, juga akan di amati alat-alat reproduksi pada tumbuhan dikotil maupun monokotil. Struktur anatomi daun baik monokotil yaitu Jagung (Zea mays) maupun dikotil yaitu yaitu Mangga (Mangifera indica), keduanya terdiri dari jaringan epidermis, jaringan dasar, dan berkas pengangkut. Sel-sel daun mengandung sel-sel kipas dan stomata yang terdapat pada kedua permukaan atau dipermukaan bawah saja, jaringan dasar atau mesofil terletak diantara kedua epidermis. Mesofil merupakan daerah utama tempat fotosintesis. Pada berkas pengangkut terdiri dari xylem dan floem, pada daun terdapat tulang dan mempunyai susunan seperti batangnya (Pratiwi, 2006).
Bunga pada tanaman dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, bunga lengkap dan bunga tak lengkap. Bunga lengkap apa bila bagian-bagian bunga tersebut berupa tangkai, dasar bunga, serta alat perkembangbiakan secara lengkap. Bunga tak lengkap apabila salah satu dari bagian-bagian bunga tersebut tidak dimiliki. Oleh karena itu, bunga lengkap terdiri dari putik, benang sari, kelopak dan sebagainya. Yang kemudian bunga tersebut mempunyai fungsi dan bagian yang berbeda baik dari segi bentuk anatominya maupun secara morfologi (Soerodikusumo, 1997).
Batang terdiri dari atas beberapa tipe yaitu, batang rumput-rumputan ( jagung dan gandum ) dikotilendon yang bersifat herbal, dan batang berkayu dan pendu ( semak dan pohon ). Selain itu ada pula tipe batang yang menyimpang dari kelaziman meliputi umbi lapis. Bunga lengkap yang mempunyai benang sari dan putik disebut berkelamin dua, dikatakan bunga tidak lengkap dengan mengenal bunga jantan dan betina ( Darjanto, 1990 ).
Morfologi dalam konteks sastra adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk bahasa. Morfem itu sendiri mempunyai pengertian, morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Definisi bahasa adalah saatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka kedalam pikiran orang lain. Satu kesatuan sistem makna, satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan.
Anatomi berasal dari bahasa yunani anatomi, dari anatemnein, yang berarti memotong adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan stuktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.
Tumbuhan monokotil dan dikotil mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Klasifikasi tanaman mangga (Mangifera indica)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub duvision : Angiospermae
Class : Dicotylae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divison : Angiospermae
Class : Monoctylae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Klasifikasi tanaman stek ubi kayu (Manihot esculenta)
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
Klasifikasi bunga mawar (rose hibrida hort)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Rusaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hibrida hort
Klasifikasi bunga kembang sepatu (Hibiscus rose sinensis)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Mavaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis
Klasifikasi tumbuhan bunga kamboja (Plumeria acuminate)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotiledonae
Ordo : Apoceynaceales
Family : Apoceynaceae
Genus : Plumeria
Spesies : Plumeria acuminate
Klasifikasi tanaman kecamba kacang hijau (Phascolus radiatus)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnolidphgta
Clasik : Magnolioksida
Ordo : Piperrales
Family : Piperaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus
2.3.2 Tumbuhan Dikotil
Pada tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan mangga (Mangifera Indica) memiliki bangun daun (Circum Scription) rata, ujung daun (Apex folii) runcing, tepi daun, (Margin folii) bergelombang, tulang daun (Nevatio) berseling beraturan,dan pangkal daun (Basis folii) runcing. Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan biji berkeping duan.. Sedangkan tumbuhan dikotil meliputi tumbuhan yang batangnya memiliki cabang. Pada dikotil daun mempunyai helaian daun yang lebar dengan bagian bawah menyempit, dengan atau tanpa tangkai daun.pada daun monokotil mempunyai tangkai dan helaian daun (Yatim, 1987).
2.3.3 Organ-organ Tumbuhan
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang secara bersama-sama melakukan tugas tertentu. Secara garis besar ada tiga macam organ yang terdapat pada tumbuhan.
Akar
Akar merupakan alat tubuh tumbuhan yang lazimnya berada di dalam tanah dan mempunyai peranan sangat penting, yang dapat dibuktikan melalui fungsi-fungsi berikut.
1. Sebagai penyerap air dan garam-garam mineral yang terdapat didalam tanah.
2. Sebagai alat penyokong tubuh tumbuhan agar tetap berdiri tegak.
3. Pada jenis tumbuhan tertentu sebagai penyimpan cadangan makanan.
4. Sebagai penyangkut unsur-unsur hara sampai ke batang.
Jika kita mengamati sayatan melintang akar tumbuhan monokotil maupun tumbuhan dikotil, akan kita temukan susunan anatomis akar berupa: epidermis (kulit luar), korteks (kulit petama), endodermis (kulit dalam), dan stele (silinder pusat)
Batang
Batang merupakan salah satu bagian tubuh tumbuhan sebagai tempat tumbuhnya akar dan daun. Umumnya, tanaman berkeping dua mempunyai batang yang selama hidupnya terus tumbuh membesar dan bercabang-cabang. Adapun fungsi batang adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengangkut zat hara dari akar ke daun serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
2. Sebagai tempat tumbuhnya daun dan akar.
3. Pada tumbuhan jenis tertentu berfungsi sebagai penyimpan makanan.
Apabila kita mengamati sayatan melintang batang tumbuhan monokotil dan dikotil, akan tampak bagian-bagian berupa epidermis (kulit luar), korteks (kulit pertama), dan stele (silinder pusat)
Daun
Daun adalah merupakan alat tubuh tumbuhan yang lazim berwarna hijau, tipis dan permukaannya lebar. Fungsinya untuk fotosintesis, alat pengeluaran pada waktu penguapan (evaporasi) dan gutasi, serta sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.hal ini terjadi karna adanya stomata dan emisarium (alat pengeluaran pada tumbuhan).
Beberapa jaringan yang menyusun daun tumbuhan adalah epidermis, parenkim, dan pengangkut.
2.3.4 Reproduksi pada Tumbuhan
Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu putik, benangsari, kelopak bunga, dan mahkota bunga.
Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.
Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi pembuahan. Ada bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang sari berasal dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga .lain yang sejenis. Ada berbagai cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Pada gambar di atas serbuk sari menempel di seluruh bulu lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain serbuk sari akan jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya.
Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina.
Bagian jantan adalah benang sari yang terdiri atas:
1. tangkai sari
2. kepala sari
3. serbuk sari
Bagian betina adalah putik yang terdiri atas:
1. bakal buah ( di dalam bakal bijinya terdapat sel kelamin betina)
2. tangkai putik
3. kepala putik
Kepala putik berujung lengket untuk menangkap butir-butir sel-sel jantan.Bagian jantan dan betina pada bunga tumbuhan. Benang sari atau bagian jantan terdiri dari kepala sari dan tangkai sari. Putik atau bagian betina meliputi kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah.
Baik benangsari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga.Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji.
2.4 Pengamatan Hewan
2.4.1 Klasifikasi Katak
Katak adalah salah satu anggota klasik amphibi ,dari kata amphibi yang artinya rangkap dan bios artinya kehidupan. Karna amphibi hidup dalam dua bentuk kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan ke darat. Fase kehidupan dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini disebut fase larva atau fase barudu.
Tubuh katak terbungkus oleh kulit yang tipis dan selalu lembab karna adanya kalenjer yang menghasilkan lendir pada permukaan kulitnya. Anggota tubuh katak berupa dua pasang tungkai (Kusmayadi, 2000). Ekor katak menghilang pada saat mereka tumbuh dewasa, dimana tubuhnya menjadi pendek dan padat.
Klasifikasi pada katak dari kingdom sampai spesies adalah :
Kingdom : Amalia
Divisio : Vertebrata
Class : Amphibi
Ordo : Anura
Family : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancivora
Morfologi pada katak jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan yaitu ukuran tubuh katak jantan lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh katak betina, dan bentuk tubuh katak jantan lebih panjang dibandingkan bentuk tubuh katak betina.
Tubuh katak (Rana cancrivora) diliputi oleh kulit yang licin dan selalu basah yang berfungsi sebagai alat pernapasan tambahan. Tubuh katak berkulit tipis dan banyak mengandung pembuluh darah. Katak mempunyai dua pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan dan melompat. Pada setiap kaki terdapat selaput renang yang terletak diantara jari-jari kakinya. Pada saat melompat di air, kaki belakang digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan selaput renangnya. Jari-jari tungkai katak berbeda –beda tergantung tempat hidup atau kebiasaan hidupnya lingkungan.
2.4.2 Hewan Berdarah Dingin
Hewan berdarah dingin tidak harus dingin, ikan tropis atau kadal hidup digurun atau seekor serangga yang sedang berjemur suhu tubuhnya bisa lebih tinggi daripada mamalia, lagipula beberapa hewan mamalia dan burung mengalami periode topor atau hibernasi; pada saat itu suhu mereka bisa turun hingga medekati titik beku air tanpa membahayakan dirinya, pada keadaan demikian rasanya janggal bila dikatakan mereka itu hewan berdarah panas, penamaan ilmiah yang terkait dengan keadaan diatas adalah poikiloterm untuk hewan berdarah dingin dan homoeterm untuk hewan berdarah panas.
2.4.3 Hewan Berdarah Panas
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi . Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar.
2.4.4 Sistem Pencernaan Hewan
Sistem pencernaan pada hewan, contohnya adalah katak hijau (Rana Cancrivora) yang terdapat organ-organ yang hamper sama dengan hewan vertebrata lainya, yaitu memiliki esophagus, lambung, usus halus, usus dua belas jari, jejunum, ileum, usus besar, poros usus, dan kloaka. Kerongkongan pada katak hijau (Rana Cancrivora) meluas dan meneima mangsa yng besar sehingga disebut esophagus.
2.4.5 Sistem Reproduksi Hewan
System reproduksi hewan salah satunya adalah katak sawah (Rana cancivora), perkembangbiakanya dapat dibedakan seksual dan aseksual. Para pakar biologi mengembangbiakan organisme ini tanpa melalui perkawinan yang dikenal sebagai reproduksi secara paraseksual. Caranya dengan melakukan pembuahan diluar tubuhnya yaitu dengan mengambil inti sel pada tubuh katak.
System reproduksi pada katak jantan dan betina yaitu pada katak jantan memiliki system reproduksi yang terdiri atas badan lemak, testis, oviduk, ginjal dan transfer sperma keorgan reproduksi betina.
System reproduksi pada katak betina pada atas badan lemak, oviduk, ovarium, ginjal,sel telur,kantung kemih,dan kloaka. Ovarium merupakan tempat penghasil sel telur atau ovum sepasang berwarna putih susu, saluran ini merupakan saluran panjang yang terletak dikanan dan kiri esophagus, pembuahan ini terjadi di air setelah telur akan dikeluarkan. (Solomon,1993).
Lambung erletak di sebelah kiri, dalam lambung dimulailah proses pencernaan oleh asam lambung yang dihasilkan oleh kelenjar asam lambung pada katak hijau (Rana Cabcrivora) mengandung Hcl dan peptin yang berfungsi untuk menunjang pencernaan. Terdapat kantung kemih dan kloaka yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran (Curtis, 1989)
Membran nictitans dapat digerakan dari bawah keatas yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. Salah satu cabang ilmu pengetahuan alam adalah biologi. Biologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan dan manusia. Biologi berkembang melalui pengamatan dan eksperimen, yang kita lihat dari banyak objek yang diamati serta banyaknya hasil-hasil penemuan dalam bidang biologi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Amfibia adalah vetebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tak ada yang diair laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami tamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (amfibius bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia tetap mempunyai insang selama hidupnya (Prawihartono 1990).
Sistem pencernaan pada katak meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaannya berturut-turut dari depan sampai belakang terdiri dari rongga mulut dengan lidah dan gigi maxilla serta gigi vomer, farings (Pharynx) yaitu awal saluran pencernaan tidak jelas batasnya dengan rongga mulu, kerongkongan yaitu saluran lebar menghubungkan farings denga lambung, lambung berupa tabung lebar berotot yang berwarna putih dan ujung posterior menyempit, usus besar berupa tabung yang lebar dan lurus yang langsung bermuara pada kloaka, kloaka merupakan lubang pelepasan, kelenjar pencernaan pada katak terdiri dari hati (hepar), kantung empedu dan pankreas. (Sastra,1980)
Sistem reproduksi pada katak, katak dewasa hidup didarat, tetapi ketika hendak berkembang biak ia menuju ke air. Katak jantan mempunyai sepasang testis yang menghasilkan sperma dikeluarkan melalui saluran sperma menuju kloaka. Katak betina mempunyai sepasang ovarium yang menghasilkan telur. Telur dikeluarkan melalui saluran telur ke kloaka. Apabila telur sudah masak katak betina menuju air. Katak jantan naik ke punggung katak betina dan jari-jari katak jantan menekan tubuh betina sehingga katak betina mengeluarkan telur kedalam air. Bersamaan dengan katak jantan mengeluarkan spermanya, selanjutnya terjadi fertilasi atau pembuahan (Sunarto 2004).
Telur yang sudah dibuahi menyerap air dan membesar, kemudian berkembang besar menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur. Kurang lebih seminggu dari hasil pembuahan, embrio berkembang menjadi berudu. Lambat laun berudu mengalami perubahan tubuh menjadi katak dewasa. Perubahan ini disebut metamorfosis, pada katak sawah, metamorfosis menjadi katak dewasa terjadi dalam waktu 3-7 minggu, sedangkan pada katak benggala (Rana catesbeiana) metamorfosis berlangsung kira-kira 3 bulan. Alat-alat reproduksi pada katak jantan berbeda dengan alat reproduksi pada katak betina, untuk membedakan dan mengetahui alat-alat pencernaan pada katak, alat reproduksi pada katak jantan dan betina maka dilakukan percobaan ini (Susanto, 1998).
2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
2.5.1 Hukum Mendel
Hukum Mendel 1 : Pada pengamatannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang yang tinggi dengan yang pendek. Persilangan ini dinamakan persilangan monohibrid karena Mendel hanya memperhatikan satu macam sifat, dalam ini tinggi tanaman. tinggi Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu tanaman yang hanya kalau menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam hal ini tanaman tinggi akan menghasilkan tanaman tinggi. Begitu juga tanaman pendek akan menghasilkan tanaman pendek (Agus, 1985).
P : ♀ MM >< ♂mm
Merah putih
Gamet : M m
Mm merah -putih
F1 >< F1 : ♀Mm >< ♂ Mm
Merah-putih merah-putih
Gamet : M M
m m
F2 :
M m
M MM
merah Mm
Merah-putih
M Mm
Merah-putih mm
putih
Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
Sehingga Mendel menyimpulkan sebagai hukum Mendel I atau yang dikenal dengan hukum Segregasi. Hukum Segregasi berbunyi “pada waku berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan di segregasikan (memisah) kedalam masing-masing gamet yang terbentuk” (Sugiri, 1989).
Hukum Mendel II : Mendel melakukan persilangan dihibrid, yaitu persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat beda pada tanaman kedelai berbiji kuning-halus dengan kedelai berbiji hijau-keriput. Hasilnya berupa tanaman kedelai generasi F1 yang semuanya berbiji kuning-halus. Ketika tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka diperoleh 16 kombinasi gen dengan empat macam individu generasi F2 masing-masing berbiji kuning-halus, kuning keriput, hijau halus, dan hijau keriput dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 (Soeryo, 1990).
P : kuning-halus >< hijau-keriput
LLMM llmm
gamet LM lm
F1 : kuning-halus
LlMm
Menyerbuk sendiri (LlMm X LlMm)
F2 :
♀
♂ LM Lm lM lm
LM LLMM
Kuning-halus LLMm
Kuning halus LlMM
Kuning halus LlMm
Kuning halus
Lm LLMm
Kuning-halus LLmm
Kuning-keriput LlMm
Kuning-halus Llmm
Kuning-keriput
lM LlMM
Kuning-halus LlMm
Kuning-halus llMM
Hijau-halus llMm
Hijau-halus
lm LlMm
Kuning-halus Llmm
Kuning-keriput llMm
Hijau-halus llmm
Hijau-keriput
Sehingga Mendel menyimpulakan sebagai hukum Mendel II. Bunyi hukum Mendel II “segregasi sutu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga didalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan secara bebas (Sutarni, 1989).
2.5.2 Sifat dominant dan resesif
Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut dominan.
Sebaliknya, Sifat yang tidak muncul (tersembunyi) pada keturunan dari salah satu induk karena dikalahkan oleh sifat pasangannya disebut resesif.
2.5.3 Sifat intermediet
Sifat yang muncul pada keturunannya merupakan campuran dari kedua induknya.
2.6 Pengamatan Transpirasi
2.6.1 Pengertian Transpirasi
Menurut Sugiri. N. S., 1994 bahwa transpirasi adalah eporasi uap air dari daun tumbuhan melalui stomata. Aliran air dari tanaman sebagai akibat transpirasi. Air menguap melalui stomata menyebabkan lebih banyak air ditarik dengan osmosis dari sel-sel daun berdekatan.
Pada pengamatan pohon Johar (Cassia siamea lamak) pada menit kesepuluh tidak mengalami penguapan atau proses transpirasi, namun setelah menit ketiga mulai terjadi penguapan dengan besar penguapan 0,1 ml. Kemudian diteruskan pada menit keenam dengan besar penguapan yang sama yaitu 0,1 ml.
Hasil pengamatan pada tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica) pada menit kesepuluh menunjukkan bahwa terjadinya proses penguapan atau transpirasi dengan berkurangnya air sebanyak 0,25 ml. Selanjutkan pada sepuluh menit ketiga dan keenam terjadi proses penguapan dengan besaran yang sama.
Pada pengamatan pohon Jati Putih ( Tectona grandis) pada menit kesepuluh terjadi proses penguapan atau transpirasi sebesar 0,05 ml. Selanjutnya bertambah menjadi 0,2 ml pada menit ketiga dan pada menit keenam.
2.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Transpirasi
Transpirasi adalah eporasi uap air dari daun tumbuhan melalui stomata. Aliran air dari tanaman sebagai akibat transpirasi. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan antara lain :
a. Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan evaporasi air dengan demikian meningkatkan transpirasi.
b. Kelembaban. Peningkatan kelembaban menyebabkan atmosfer jenuh dengan air sehingga menurunkan transpirasi.
c. Angin. Peningkatan gerak angin mempercepat transpirasi karena mencegah atmosfer sekitar stomata menjadi jenuh. Dengan demikian laju transpirasi akan paling tinggi dalam keadaan panas dan kering serta berangin. Laju hilangnya air karena transpirasi melebihi laju pengambilan air, maka tumbuhan akan menjadi layu (Sugiri, 1994).
2.7 Pengamatan fotosintesis
2.7.1 Pengertian fotosintesis
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbon dioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia sangat bergantung pada organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a merupakan pigmen hijau rumput (grass green pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Klorofil b merupakan pigmen hijau kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof.
2.7.2 Percobaan Sachs
Dalam percobaan teori sachs yang menggunakan daun yang di bungkussebagian dengan aluminium foil didapatkan perbedaan warna yang di timbulkan antara daun yang di bungkus dengan daun yang tidak di bungkus dengan aluminium foil. Hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut adalah, daun yang di bungkus dengan aluminium foil setelah ditetesi dengan yodium akan terlihat berwarna pucat seperti terbakar, sedangkan yang tidak terbungkus dengan aluminium foil akan terlihat warna biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di daun tersebut terdapat amilum. Hal ini membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum.
2.7.3 Larutan indikator
Larutan indikator biasa juaga dikenal sebagai larutan yodium, digunakan untuk membuktikan adanya amilum yang dihasilkan dari proses foto sintesis, yang dilakukan oleh ilmuan yang bernama Julius Von Sachs, yang kita biasa mengenalnya dengan Sachs
III. METODE PRAKTEK
3.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
3.1.1 Waktu dan Tempat
Waktu percobaan praktikum biologi tentang pengenalan dan percobaan mikroskop yaitu pada hari sabtu, tanggal 14 November 2009 pada pukul 13.30 17.30 WITA.
Tempat pelaksanaan praktikum biolgi umum tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop yaitu bertempat di laboratorium Produksi Ternak, fakultas pertanian universitas tadulako, Palu.
3.1.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain potongan kertas yang bertulis huruf “d” dan butir – butir pati kentang (Solanum tuberosum).
Alat yang digunakan dalam praktikum biologi umum tentang penggenalan dan pengunaan mikroskop antara lain : mikroskop, gelas objek, gelas penutup, dan silet,kater,
3.1.3 Cara Kerja
Cara kerja tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop adalah sebagai berikut : pertama-tama yang dilakukan adalah mengeluarkan mikroskop dari dalam lemari kemudian mikroskop diletakan di atas meja, mikroskop digambar di kertas kuarto, dan langkah selanjutnya kita mencari cahaya dengan mengunakan cermin datar dan cermin cekung.
Kemudian setelah mendapatkan cahaya yang terang maka praktikan meletakan preparat diatas meja sediaan. Letakkan potongan huruf ”d” pada gelas objek, tutup dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan lengsa objektif lemah kemudian pratikan mengamati sambil memandang kedalam okuler dan prepatat di geser dari kiri ke kanan dan kebelakang. Lensa objektif di putar duduk sehingga objektif kuat berada dibawah okuler. Mengerjakannya dengan hati-hati supaya tidak menyentuh gelas penutup. Kemudiaan mengamati butir pati kentang, (Solanum tubirosum) selanjutnya kentang dibelah dua kemudian kentang dikerik dengan pinset sampai cairannya keluar, kemudian cairan diteteskan kegelas objek dan ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diafragma diatur agar butir pati kelihatan kontraks terhadap air yang mengelilinginya. Selanjutnya butir pati diamati sampai terjadi perubahan.
3.2 Pengamatan Sel
3.2.1 waktu dan tempat
Waktu pelaksanaan praktikum Biologi Umum tentang Pengenalan Sel yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 21 Nopember 2009 pukul 13.30 sampai selesai. Tempat pelaksanaan praktikum yaitu bertempat di Laboratorium Produksi Ternak, fakultas pertanian universitas tadulako.
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum mengenai pengamatan sel dalam modul adalah Mikroskop, gelas objek, gelas penutup, pinset, tusuk gigi, cutter, pipet.
Bahan yang digunakan adalah Daun hidrillia, rendaman air jerami, epithelium rongga mulut, bawang merah, empulur batang ubi kayu dan air aquades.
3.2.3 Cara Kerja
Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan mengambil mikroskop setelah itu dilanjutkan dengan pengamatan sel pada sel ubi kayu (Manihot esculenta) cara pengamatan sel ubi kayu pertama-tama batang ubi kayu dipotong melintang dan dipotong setipis mingkin, dan potongan kecil tersebut diletakan digelas objek, selanjutnya diteteskan air dan kemudian ditutup dengan gelas penutup dengan perlahan-lahan agar tidak terjadi penggumpalan udara,kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X.
Cara kerja pada bawang merah (Allium cepa) yaitu bawang merah dibelah dua dan mengambil salah satu lapisan siung yang berdaging, kemudian lapisan tersebut dipatahkan dan muncul epidermis tipis kemudian mengambil dengan mengunakan pinset lalu epidermis menjepit dari umbunya dengan perlahan-lahan, dan potongan epidermis tersebut meletakan pada gelas objek kemudian teteskan air dan menutup dengan gelas penutup, selanjutnya mengamati dibawah mikroskop setelah itu digambar dikertas hvs.
Cara pengamatan pada sel tumbuhan yaitu dengan mengambil daun Hydrilla (Hydrilla verticilata) kemudian meletakannya diatas gelas objek, dalam posisi bentangan membujur yang rata. Setelah itu daun hydrilla tersebut tutup dengan kaca preparat secara berlahan-lahan untuk menegah adanya gelembung udara yang masuk, setelah itu mengamati dibawah mokroskop dan menggambar dalam buku gambar yang telah nampak pada mikroskop tersebut.
Pada epithelium rongga mulut yaitu dengan mengambil epitel yang berada pada rongga mulut dengan mengunakan tusuk gigi dan kemudian meletakan diatas gelas objek lalu diberi sedikit air kemidian meletakan dibawah mikroskop lalu mengamati bentuk sel pada epithelium tersebut.
Pada rendaman jerami yaitu pertama-tama adalah praktikan mengambil sedikit air jerami dengan mengunakan pipet kemudian meletakan diatas gelas objek dan meletakan dibawah mikroskop lalau mengamati bentuk sel yang terdapat pada rendamam jerami tersebut,setelah memperoleh gambar yang jelas maka menggambar dalam buku gambar.
3.3 Pengamatan Tumbuhan
3.3.1 Tempat dan Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum tentang Pengamatan Tumbuhan yaitu pada hari Sabtu 5 Desember 2009, pukul 13.30 sampai selesai. Bertempat diruang Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah tumbuhan dikotil lengkap (akar, batang, dan daun), tumbuhan monokotil lengkap (akar, batang, daun), bunga kamboja (Plumeria acuminate), mangga (Mangifera indica), jagung (Zea mays), stek ubi kayu (Manihot esculenta), bunga mawar (rose hibrida hort), bunga kembang sepatu (hibiscus rose sinensis), dan kecamba kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah Mikroskop, kaca arloji, cutter atau silet, jarum, kaca pembesar, gelas objek, dan gelas penutup.
3.3.3 Cara Kerja
Pertama-tama yang dilakukan adalah menggambar semua tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil kemudian mengambil masing-masing satu pohon dari kolompok tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Kemudian mengamati morfologi akar, batang, dan daun. Setelah itu menggambar ketiga organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan.
Cara kerja anatomi tumbuhan yaitu menyiapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersikan, kemudian buat irisan melintang akar, batang dan daun dari tanaman dikotil dan monokotil. Dengan mengunakan kuas kecil ambil irisan tersebut. Kemudian meletakan diatas kaca objek secara terpisah dan tetesi dengan air atau pewarna, tutup dengan kaca penutup secara perlahan-lahan, kemudian mengamati dibawah kaca mikroskop dan menggambarkan serta memberikan keterangan secara lengkap.
Cara kerja reproduksi tumbuhan, pertama yang harus dilakukan yaitu, mengambil bunga lengkap suatu tumbuhan yang telah disiapkan, kemudian mengambil daun kelopak ( sepal ) dan daun mahkota ( petal ). Kemudian memperhatikan kedua macam bagian tersebut melekat satu sama lain atau pada dasar bunganya. Juga memperhatikan bagaimana stamen ( benang sari ) melekat pada dasar bunga atau pada petalnya. Mengambil pistilnya ( putik ). Lihat bakal buahnya ( ovari yaitu bagiaan yang membengkak pada dasar pistil ). Kemudian, membelah bakal buahnya secara membujur dan memperhatikan bagian-bagian yang ada di dalamnya. Kemudian membuat sketsa dari bunga yang diamati serta menyebut nama bagian-bagiannya. Kemudian menguraikan struktur bagian bunga berperan dalam reproduksi seksual.
Cara kerja preparat awetan dari tumbuhan, yaitu preparat awetan yang diberikan dan memperhatikan dibawah mikroskop dengan hati-hati yang mula dari perbesaran lemah sampai perbesaran kuat. Kemudian membuat gambaran dari apa yang diamati dan membandingkan dengan hasil yang didapatkan dari preparat yang dibuat.
Cara kerja pada batang mangga ( Mangifera indica ), dengan memotong daun lalu mengamati daun tersebut kemudian kita gambarkan, setelah itu kita potong lagi bagian batangnya lalu kita gambar.
Pada tumbuhan monokotil yang dipraktekkan yaitu tumbuhan jagung ( Zea mays ) kita melakukan seperti halnya diatas dengan memotong bagian daun, batang, lalu kita gambar pada buku gambar yang sudah disiapkan.
Pada stek ubi kayu, kita melihat bagian-bagian stek ubi kayu (Manihot esculenta crants ) tersebut kemudian kita gambar pada buku gambar.
Pada pengamatan kecamba kacang hijau ( Phaseolus radiatus 1 ) kita pertama-tama harus membiarkan kacang hijau tersebut hingga menjadi perkecambahan, lalu kita amati dan menggambarnya pada buku gambar.
Sedangkan pada bunga tidak lengkap kita ambil bunga kamboja (Plumeria acumilate) kita amati kelopak dan mahkota lalu digambarkan pada buku gambar. Pada bunga lengkap yang kita amati bunga kembang sepatu ( Hibisius rosesinensis ), lalu kita ambil kelopak, mahkota dan putik pada bunga tersebut kemudian kita gambar pada buku gambar.
3.4 Pengamatan Hewan
3.4.1 Tempat dan Waktu
Tempat dan Waktu pelaksanaan Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Hewan yaitu di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Waktu Pelaksanaan pada Hari Sabtu 12 Desember 2009, pada Jam 13.30 sampai selesai.
3.4,2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum tersebut yaitu antara lain, katak sawah (Rana cancrivora), alkohol 70%, kapas.
Alat yang digunakan adalah papan bedah, jarum pentul, pisau bedah atau silet, toples, dan pinset.
3.4.3 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada katak sawah (Rana canerivora) adalah pertama-tama mengambil seekor katak, kemudian memasukan kedalam toples yang berisi eter, sampai katak itu pingsan, lalu meletakan diatas papan bedah dengan bentuk badan yang tertelungkup lalu mengamati morfologinya dan menggambar dalam buku gambar yang sudah tersedia, setelah mengamati morfologinya kemudian membedak katak tersebut dengan mengunakan silet, dengan mengiris bagian dada katak secara hati-hati agar organ dalamnya tidak mengalami kerusakan. Kemudian mengamati sistem reproduksi yang dimiliki oleh katak tersebut apakah memiliki organ testis ovarium. Karena katak tersebut memiliki organ testis mka katak tersebut berjenis kelamin jantan,selanjutnya mengamatinya testis katak tersebut dan menggambarnya kedalam buku gambar.
Setelah itu katak tersebut ditukar dengan katak yang berjenis kelamin brtina, kemudian mengamati organ ovarium pada katak betina tersebut dan menggambarnya dibuku gambar, beserta bagian-bagianya.
3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
3.5.1 Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanan praktikum tentang Konsep Hukum Mendel di laksanakan di Laboratorium Tehnik Hasil Ternak, Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako Palu. Waktu Pelaksanaan pukul 13.30 sampai selesai, pada hari rabu tanggal 16 desember 2009.
3.5.2 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu, kotak. sedangkan Bahan yang digunakan yaitu kancing model-model gen.
3.5.3 Cara Kerja
Pertama-tama yamg dilakukan adalah menyediakan kotak dan 50 kancimg model gen, setelah itu memasukan masing-masing kancing merah 25 dan kancing putih 25 kedalam kotak, kemudian kotak tersebut dikocok-kocok agar kancing tercampur semua, dan selanjutnya menutup mata setiap kali mrngambil kancing dari koptak satu ke kotak yang satunya atau saling bersamaan antara kotak A dan kotak B setelah itu mengamati hasilnya.
3.6 Pengamatan Transpirasi
3.6.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Umum tentang pengamatan Transpirasi dilaksanakan pada hari Rabu 23 Desember 2009, dimulai pukul 13.30 sampai dengan 17.30. Praktikum Biologi Umum bertempat di Laboratorium Produksi Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.
3.6.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Transpirasi yaitu air dan minyakn kelapa.
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Transpirasi ini adalah rak tabung reaksi,kertas grafik, dan tumbuh-tumbuhan.
3.6.3 Cara Kerja
Pertama-tama potonglah tiga batang atau ranting tumbuhan di bawah permukaan air, kemudian masukkan potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur 10 ml dengan 5 ml air, satu gelas tanpa tumbuhan hanya berisi alchohol setelah itu susunlah dalam rak tabung reaksi dengan ketinggian air harus sama dengan alchohol, kemudian tetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan tertutup dengan minyak kelapa.
Setelah itu, rangkaian gelas ukur diletakkan dibawah sinar matahari, kemudian catatlah kadar air yang menguap setiap sepuluh menit selama 1 jam.
3.7 Pengamatan Fotosintesis
3.7.1 Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan praktekum Biologi Umum tentang Fotosintesis yaitu bertempat di Laboratorium Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dan waktu pelaksanaan yaitu hari Rabu, Tanggal 23 Desember 2009, Jam 13.30 sampai selesai.
3.7.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan fotosintesis adalah Air aqua, Alkohol 96%, Larutan lugal/iodium, Daun tumbuhan, Kertas timah.
Alat yang di gunakan adalah Cawan petri, Pemanas listrik, Pinset, Gelas piala 100 ml 2 buah, Alat tulis
3.7.3 Cara Kerja
Daun singkong yang dibungkus dengan memotong, dan salah satunya lagi ambil. Masukan alkohol kedalam elmeyer dan memanaskan beberapa menit dalam penagas air, kemudian simpan daun singkong ke dalam alkohol yang telah dipanaskan, dan mengamati perubahannya, setelah terjadi perubahan warna mengangkat dengan mengunakan pingset, kemudian meletakan dicawan petri dan mengambil pipet tetes untuk mengambil iodium kemudian teteskan 2-3 tetes iodium pada daun dan kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
4.1.1 Hasil
Setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
KETERANGAN :
a. Lensa okuler
b. Lensa objektif
c. Tabung mikroskop
d. Revolver
e. Pemutar kasar
f. Pemutar halus
g. Meja objek
h. Penjepit
i. Diafragma
j. Cermin
k. Dasar mikroskop
l. Lengan
m. Mikroskop
4.1.2 Pembahsan
Mikroskop adalah alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam ilmu biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Sebuah mikroskop terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda (Adam, 1999).
Komponen-komponen mikroskop beserta fungsi-fungsinya yaitu, lensa okuler yaitu bagian untuk mengamati objek berfungsi untuk memperbesar bayangan benda, lensa objektif yang terletak di dekat objek berfungsi untuk menunjukkan bagian-bagian objek yang akan diamati dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x, tabung mikroskop berfungsi menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif, revolver berfungsi sebagai pemutar untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan, pemutar kasar dan halus berfungsi untuk menggerakkan tabung naik atau turun dan mengatur bayangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas, meja objek berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen atau objek yang akan diamati, penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat yang telah diletakkan objek yang akan diamati agar tidak goyang pada saat didorong ke kanan dan ke kiri, diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mikroskop, cermin berfungsi untuk mengumpulkan cahaya pada cermin cekung. Pada cermin datar untuk cahaya terang, sedangkan cermin cekung untuk cahaya lemah, dasar mikroskop berfungsi sebagai kaki untuk menjaga agar mikroskop dapat berdiri tegak pada saat digunakan, lengan mikroskop berfungsi sebagai alat pemegang pada saat mengangkat mikroskop (Gabriel, 1998).
Mikroskop gabungan (compound mikroskope) mempunyai elemen-elemen pokok yang menggunakan prinsip bahwa sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua. Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut objektif, membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan diperbesar dan terbalik. Lensa yang dekat mata, yang disebut lensa okuler atau lensa mata, digunakan sebagai pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh objektifnya. Lensa mata ditempatkan sedemikian rupa sehingga bayangan yang dibentuk oleh objektif jatuh di titik fokus pertama lensa mata. Dengan demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-olah berkas cahaya ini datang dari tempat yang tak terhingga di depan lensa (Young dan Freedman, 2003).
Fungsi kaca pembesar sederhana (lensa mata) ialah untuk memungkinkan benda (bayang yang dibentuk oleh objektif) dapat dibawah lebih dekat ke mata hingga dekat dari titik dekatnya. Karena kaca pembesar sederhana menghasilkan bayangan maya yang tegak. Bayangan akhir yang dihasilkan oleh kedua lensa akan terbalik.
Semakin pendek panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk membuat bayangan suatu spesiman, akan semakin kecil spesimen yang dapat dilihat. Karena cahaya dengan panjang yang lebih pendek memiliki lebih banyak energi terjadi pelemahan antar kekuatan pembesaran dan potensi kerusakan spesimen yang diterangi (Tipler, 2001).
Pada mikroskop terdapat tiga sistem lensa yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan kondensor. Selain itu, mikroskop juga terdapat komponen lain yaitu deck glass dan cover glass. Deck glass merupakan lembaran kaca yang agak panjang dan berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati, sedangkan cover glass merupakan kaca yang kecil dan berfungsi untuk menutupi preparat yang ada pada deck glass.
Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan preparat yang bertuliskan huruf “d” yang mengalami perubahan menjadi “p” setelah diamati di bawah mikroskop. Hal ini terjadi karena adanya sifat bayangan pada lensa objektif yaitu nyata, dan diperbesar. Sedangkan sifat pada bayangan pada lensa okuler adalah maya, terbalik dan diperbesar (Soejono, 1992).
4.2.2 Pembahasan
Menurut Robert Hooke, bahwa struktur yang terkecil dengan bentuk teratur dan berongga serta diselubungi oleh dinding disebut dengan sel (Subowo, 2003). Hal ini membuktikan bahwa pada gambar pertama sel tumbuhan yang digunakan epidermis pada umbi bawang merah (Allium ascalonicum). Dengan susunan sel yang rapi seperti batubata dengan inti sel terletak di tengah ataupun pinggir.
Pada gambar kedua dengan menggunakan pucuk daun Hydrilla verticillata, diperoleh adanya dinding sel, inti sel dan butiran-butiran plastid. Butir-butir plastid pada tumbuhan sebagai pembawa zat warna seperti kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung butir-butir hijau daun yang berfungsi dalam proses fotosintesis.
Pada gambar ketiga pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta) selnya tidak mempunyai inti karena struktur selnya disebut sel mati. Pada sel tumbuhan terdapat adanya dinding sel yang tebal dan kuat. Dinding sel tersebut tersusun dari selulosa yang menjadikan sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap dan tidak dapat berubah bentuk (Subowo, 2003).
Menurut Indry (2000), sel berkloroplas di daging daun. Setiap butiran kloroplas mengandung grana, tiap grana disusun atas lapisan-lapisan tipis disebut Lamella. Lamella berguna untuk memperluas permukaan, pada lamella terdapat klorofil (pigmen hijau). Bahan dasar dari kloroplas adalah stroma.
Pada gambar keempat hasil yang diperoleh dari bentuk sel ephitelium rongga mulut (Ephitelium mucosa) mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan pada sel hewan tidak mempunyai dinding sel, yang ada hanya membran sel. Sehingga bentuk sel hewan tidak tetap atau fleksibel.
Pada gambar kelima rendaman air jerami yang disimpan selama 72 jam atau (tiga hari) ditemukan adanya mikroorganisme yaitu protozoa atau hewan yang bersel satu. Di dalam sel hewan ini terdapat inti sel (nucleus), sitoplasma, dan membrane sel. Aktivitas hidupnya bergerak, pertukaran zat, tanggapan terhadap rangsangan, dan reproduksi dilakukan oleh sel itu sendiri.
Pada percobaan semipermeablilitas sel telur, dengan merendam telur dengan air cuka selama 72 jam (tiga hari). Pada tiga hari telur tersebut membesar dengan ukuran 15,5 cm. kemudian pada saat diganti dengan sirup coco pandan yang juga direndam selama 72 jam (tiga hari), telur tersebut mengecil dengan ukuran 12,5 cm. dan bentuk akhir telur tersebut tidak berubah atau masih oval. Namun pada inti telur menjadi masak dan warnanya berubah menjadi orange (kuning kemerahan).
Hal ini dikarenakan sifat asam dapat memperbesar sel telur tersebut, sedangkan pada kondisi basa sel telur tersebut mengecil. Diakibatkan pada larutan asam sifat semipermeabilitasnya sangat tinggi dan tekanannya yang didapat oleh sel telur. Pada larutan basa tekanan semipermeabilitasnya sangat rendah, sehingga ukuran telur mengecil (www. Erlangga.co.id).
4.3.2 Pembahasan
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur terluar dari makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Struktur morfologi suatu tanaman berbeda dengan hewan dan manusia. Pada tanaman, struktur morfologi di lihat dari bagian luar tanaman tersebut seperti warna kulit batang tumbuhan, bentuk akar, serta bentuk dan warna daun. Sedangkan anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur bagian dalam dari suatu makhluk hidup, baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. anatomi juga merupakan ilmu yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh makhluk hidup. Pada suatu tanaman struktur anatomi dilihat dari bagian dalam seperti bentuk-bentuk jaringan pada batang, akar dan daun suatu tumbuhan (Fahn, 1965).
Daun merupakan bagian dari system sehingga daun memiliki bagian-bagian yang mnyerupai batang. Daun berfungsi sebagai alat pernapasan dan mengolah zat makanan, tampat melakukan fotosintesis, yakni mengolah glukosa dari air, tanah, dan gas asam arang maupun udara, dengan mendapatkan energy dari cahaya matahari. Daun memiliki mulut daun (stomata) yang berfungsi untuk mengambil udara dari luar (Hiesey, 1971).
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, tempat tumbuhnya cabang dan ranting. batang berfungsi untuk myimpan makanan pada beberapa tumbuhan (Gembong, 1993).
Akar adalah bagian batang suatu tumbuhan yang tertanam di bawah tanah. akar berfungsi sebagai tempat penyerapan unsure hara dan makanan dari dalam tanah, sebagai pengisap air makanan, serta sebagai alat penguat suatu tanaman (Rywosch, 1990)
Pada pengamatan struktur morfologi daun antara jagung yang merupakan daun monokotil dan struktur morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) yang merupakan struktur daun tumbuhan dikotil terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara mangga dan jagung adalah pada tumbuhan mangga ujung daun meruncing, tepi daun bergelombang, bangun daun bergelombang, dan pangkal daun meruncing. Sedangkan pada tumbuhan jagung (Zea mays) ujung daun runcing, bangun daun datar, tulang daun sejajar, pangkal daun rata dan tepi daun rata (Reza, 1991).
Pada batang mangga memiliki cirri-ciri kulit batang rata dan berbintik, tidak terdapat aroma pada batang, dan terdapat getah. Pada batang pohon mangga terdapat korteks yang banyak mengandung zat tepung, dan terdapat jaringan slerenkim sebagai penguat batang (Sumardi, 1997).
Akar mangga memiliki system perakaran tunggang yang terdiri dari ujung akar, rambut akar, cabang akar. Akarpada mangga memiliki bentuk yang menyeber dan dapat membesar hingga Nampak di atas permukaan (Gembong, 1993).
Akar pada tanaman jagung merupakan akar serabut, karena terdiri dari rambut akar, ujung akar, dan cabang akar. Akar jagung memiliki bentuk dan arahnya menyebar dan terkadang ada yang berbentuk kecil (Hiesey, 1971).
Pada kecambah kacang hijau terdapat kotiledon, plumula, batang dan rambut akar. Kecambah kacang hijau termasuk tumbuhan basah dan memiliki umur pendek. Akar pada kecambah kacang hijau berbentuk serabut yang terdiri dari rambut akar, ujung akar, dan pangkal akar (Sumardi, 1997).
Menurut Sudarmadi (1995), benang sari (Stamen) pada tumbuhan merupakan alat jantan. Benang sari merupakan suatu metamorphosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari dibedakan atas tangkai sari, kepala sari dan connectivicum.
Penelitian mengenai jenis kelamin bunga menunjukkan bahwa suatu batang tumbuhan, misalnya sebatang tanaman jagung dapat memperlihatkan dua macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat ketiak-ketiak daunnya (Tjitrosoepomo, 2003).
Pada pengamatan bunga kembang sepatu terdapat putik, benang sari, mahkota, kelopak dan tangkai bunga. Pada bunga ini, putik berfungsi untuk alat kelamin bunga jantan yang berfungsi untuk menempel serbuk sari pada saat penyerbukan. Kemudian pada putik juga terdapat bagian dari pusat bunga yang tersusun dari lembaran bakal buah (karpel) (Sumardi, 1997).
Pada pengamatan bunga kamboja terdapat putik, benang sari, tangkai bunga, putik, kelopak dan mahkota. Bunga ini termasuk ke dalam bunga tunggal (Gembong, 1993).
4.4.2 Pembahasan
Sistem klasifikasi katak sawah (Rana cancrivora) menurut Sudarna (1995) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Amphibia
Superordo : Saliantia
Ordo : Anura
Subordo : Diplasiocoela
Family : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora
Menurut Syamsuri (2004), salah satu bagian morfologi pada katak adalah pada system pencernaannya. Morfologi pada katak terdiri dari kulit, mata, tangan, kaki dan berbagai macam morfologi lainnya.
Bagian morfologi katak sawah (Rana cancrivora) khususnya pada katak meliputi bagian kepala yang berbentuk segi tiga, mempunyai sepasang mata yang terdiri dari pelupuk mata atas dan bawah. Pada pelupuk mata baik pada bagian bawah atau bagian atas, terdapat selaput transara yang dapat dianggap sebagai selaput tidur (Yatim, 1987).
Katak hijau (Rana cancrivora) merupakan amphibi yang tidak berekor. Batas antara kepala dan badan tidak jelas, kaki depannya pendek dan kaki belakang panjang yang berfungsi untuk melompat. Kulitnya halus, tipis, licin yang mengandung kelenjar, belum mempunyai pengatur suhu tubuh (Soepomo, 1976).
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan morfologi katak bahwa terdapat kebenaran tentang bagian morfologinya yang meliputi kepala (Caput), telinga (Membran timpani), mata (Organan visus), perut (Abdomen), garis (Tripincus), lengan atas (Antebrachium), langan bawah (Brachium), jari-jari (Digiti), paha (Femur), betis (Crus) dan telapak kaki (Pes) yang semuanya terbungkus halus dan licin.
Menurut Syamsuri (2004), dalam melakukan pencernaan amphibi mempunyai alat-alat seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan yang terakhir kloaka.
Pencernaan pada katak yang meliputi, esophagus, kemudian lambung, pancreas, dan kemudian menuju usus halus, duodenum (usus 12 jari), dan selanjutnya usus besar, limfa kloaka dan yang terakhir pada kantong kemih (Taryono, 1995).
Pada hewan amphibi, kloaka mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran (sekresi), sebagai alat reproduksi (seksual), dan juga sebagai pengeluaran urine. Sehingga tidak dapat dikatakan sebagai anus seperti halnya manusia. Olehnya itu alat pengeluarannya disebut kloaka karena mempunyai banyak fungsi (Soepomo, 1976).
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system pencernaan katak adalah bahwa terdapat kebenaran tentang system pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) yang terdiri dari kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventrikulus), usus halus (Intestinum tenue), usus 12 jari (Duodenum) yang terdiri dari jejunum dan ilieum, usus besar (Intestinum crassum), kantung kemih dan kloaka.
Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mammalian) dan organ kalpulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal) (Yulianto, 1985).
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak jantan bahwa adanya kebenaran pendapat tentang sepasang testis yang berfungsi memproduksi sperma, vas deferens yang berfungsi sebagai saluran sperma, kloaka yang merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran kelamin dan saluran pengeluaran.
Sistem reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa atau hanya satu dan saluran reproduksi betina. Pada mammalian yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Yulianto, 1985).
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak betina bahwa adanya kebenaran tentang adanya ovarium yang berfungsi memproduksi ovum. Oviduk berfungsi sebagai saluran ovum, sedangkan kloaka merupakan muara tiga saluran yaitu saluran pencernaan, saluran kelamin, dan saluran pengeluaran.
Fertilisasi eksternal merupakan proses perkembangbiakan di air, dan katak jantan akan menempelkan tubuhnya pada katak betina dengan jari-jarinya. Proses ini disebut dengan proses ampleksus. Hal ini menyebabkan keluarnya sel telur yang bersamaan dengan keluarnya spermatozoa pada katak jantan, dimana testis pada jantan menempel pada ginjal. aluran sperma bermuara pada ginjal sehingga sperma selalu keluar dengan urin (Yulianto, 1985).
4.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
4.5.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan dari percobaan memahami konsep mendel adalah sebagai berikut :
Macam pasangan Ijiran Perbandingan
Generatif Keterangan
Merah-merah IIII IIII III
13 Mm 13 Merah-Putih
Merah-putih IIII IIII IIII IIII IIII 25 MM 25 Merah
Putih-putih IIII IIII II
12 mm 12 Putih
Perbandingan fenotip merah (M) apabila dominan sempurna terhadap fenotip putih (m) adalah 3:1.
Perbandingan fenotip sifat-sifat intermediet
Merah : merah : putih
1 : 2 : 1
4.5.2 Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan 25 kancing baju merah dan 25 kancing baju berwarna putih sebagai bahan yang akan disilangkan. Memberikan symbol MM untuk sampel gen yang berwarna merah dan mm untuk sampel gen putih.
Pada percobaan ini menyilangkan parental bergenotip merah (MM) dengan parental bergenotip (mm) sehingga dihasilkan keturunan F1. Jika gen merah (MM)mendominasi secara penuh terhadap gen putih (mm) maka akan diperoleh keturunan F1 berwarna merah, Selanjutnya dilakukan persilangan antara keturunan F1 untuk mendapatkan F2 dari persilangan antara F1 diperoleh gamet M dan m. dari hasil persilangan tersebut diperoleh F2 dengan Perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih, Perbandingan genotip 1 MM : 2 Mm : 1 mm.
Jika gen merah (MM) tidak nendominasi secara penuh terhadap gen putih (mm) maka akan ditemukan adanya sifat intermediet (sifat antara). Sifat antara pada persilangan pada gen merah (MM) dan gen putih (mm) adalah merah muda (Mm). jika terjadi persilangan antara antara F1 maka diperoleh F2 dengan perbandingan genotip 1 MM : 2 Mm : 1 mm.
Hasil percobaan ini sesuai dengan Hukum 1 Mendel (Pratiwi, 2006) yaitu pada persilangan mono hybrid (Satu sifat beda), dengan dominasi secara penuh pada salah satu parentalnya menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 : 1 dan perbandingan genotip 1 : 2 : 1. Sedangkan sifat dominan tidak muncul secara penuh pada salah satu parental maka akan menghasilkan sifat intermediet.
Mendel menemukan bahwa pasangan alel yang membentuk suatu sifat tertentu ternyata dipindahkan secara terpisah dengan pengecualian yang jarang terjadi di dalam tifak ada pasangan alel yang secara normal dipindahkan bersama-sama dari satu generasi yang lain. (Muchidin, 1992 ).
Pembahasan
Berdasarkan analisis diatas maka dapat diketahui bahwa besarnya intensitas cahaya (suhu) mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman rica,jagung dan kemangi,stomata pada tanaman jagung akan lebih cepat membuka sehingga proses transpirasi berjalan lebih cepat. Membukanya stomata karena pengaruh dari sel penutup yang mempunyai klorofil dan melakukan aktivitas fotosintesis dengan hasil terbentuk gula (larut dalam cairan sel penutup),sehingga menyebabkan Potensial Air (PA) cairan sel penutup turun dan Potensial Osmotik (PO) cairan sel penutup turun, yang selanjutnya terjadi turgor pada sel penutup kemudian stomata membuka dan terjaditranspirasi.Saat stomata membuka, maka akan ada penghubung antara antara rongga antar sel dengan atmosfer sehingga uap air akan keluar. Akibatnya PA di stomata lebih rendah dari pada di rongga antar sel, sehingga uap air yang ada di rongga antar sel akan masuk ke stomata dan terjadi transpirasi. Jika hal ini terus berlangsung, maka sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang daun, selanjutnya tulang daun menerima air dari batang, dan batang menerima dari akar, begitu seterusnya. Jadi, dapat dikatakan jika intensitas cahaya yang mengenai tanaman itu tinggi, maka stomatanya akan lebih cepat membuka sehingga mempercepat jalannya air dari akar ke batang kemudian ke xylem tulang daun selanjutnya ke rongga antar sel dan sampai ke stomata hingga terjadi transpirasi Sedangkan pada intensitas cahaya pada tumbuhan rica,mempunyai kecepatan transpirasi lebih kecil karena tidak banyak stomata yang membuka, sehingga uap air yang dialirkan ke udara lebih sedikit. Hal ini menjadikan potensial air dalam rongga antar sel tidak banyak mengalami penurunan. Sedangkan pada stomata, Potensial Osmotik (PO) dan Potensial Air (PA) cairan sel penutup tinggi. Sehingga terjadi osmosis dari sel penutup ke sel-sel sekitar yang mempunyai potensial air rendah sehingga stomata menutup dan terjadi aliran air yang menyebabkan sel penutup kekurangan air atau mengkerut. Hal ini mengakibatkan kecepatan transpirasi berjalan lambat.
Hal ini juga berlaku untuk suhu, dimana pada suhu 320C kecepatan transpirasinya lebih cepat dibandingkan dengan suhu 29 0C, ini terjadi karena kenaikan suhu udara akan mempengaruhi kelembaban relatifnya. Meningkatnya suhu pada siang hari, biasanya akan menyebabkan kelembabab relative udara menjadi makin rendah. Sehingga akan mengakibatkan perbedaan tekanan uap air di dalam rongga daun dengan di udara menjadi makin besar yang akhirnya dapat meningkatkan laju transpirasi. Sebaliknya pada suhu 29 0C kelembaban relatifnya tinggi sehingga perbedaan tekanan uap air di udara menjadi makin kecil yang akhirnya menjadikan laju traspirasi makin lambat. Demikian juga pengaruh luas permukaan daun terhadap kecepatan traspirasi, Pada permukaan daun yang lebih luas memiliki kecepatan transpirasi lebih tinggi karena daun yang luas tentu memiliki stomata yang lebih banyak sehingga penguapan air melalui stomata juga.
b. Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan
i. Hasil
Hasil yang diperoleh dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Peristiwa Fotosintesis yaitu sebagai berikut:
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Daun (Folium)
Gambar 35. Daun singkong (Manihot esculenta) yang dibungkus dengan alumunium foil.
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Warna hijau pada daun (Folium)
Gambar 36. Daun singkong (Manihot esculenta) yang tidak terbungkus alumunium foil.
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Warna hijau muda pucat pada daun (Folium)
Gambar 37. Daun singkong (Manihot esculenta) yang terbungkus alumunium foil setelah dimasukkan dalam alkohol yang panas.
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Warna hijau muda pada daun (Folium)
Gambar 38. Daun singkong (Manihot esculenta) yang tidak terbungkus alumunium foil setelah di masukkan dalam alkohol yang panas.
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Warna coklat muda pada daun (Folium)
Gambar 39. Daun singkong (Manihot esculenta) yang terbungkus alumunium foil setelah ditetesi larutan iodin.
Objek Daun singkong (Manihot esculenta)
Keterangan:
Warna coklat tua pada daun (Folium)
Gambar 40. Daun singkong (Manihot esculenta) yang tidak terbungkus alumunium foil setelah diteteskan larutan iodin.
ii. Pembahasan
Pada tumbuhan hijau energi cahaya menyebabkan air pecah menjadi hydrogen dan oksigen , kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi CO2 dalam rangkaian reaksi gelap. Peristiwa ini penguraian air disebut fotolisis, atom hydrogen yaitu koenzim NADP dan oksigen tetap dalam keadaan bebas (Anonim, 1986).
Menurut Mipa (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis. Puncak kegiatan fotosintesis sesuai dengan banyaknya energi sinar yang terserap dan tingginya suhu. Temperatur fotosintesis biasanya berkisar 5-30 ‘C, umumnya tumbuhan didaerah tropik tidak dapat melakukan fotosintesis pada temperatur rendah.
Oksigen sangat berpengaruh dalam fotosintesis, misalnya elektron fotosintetik tertentu dapat memindahkan elektron ke oksigen terutama fereduksin dalam suasana terang, fereduksin sangat sensitive terhadap oksigen.
Karbondioksida merupakan salah satu factor pembatas pada fotosintesis. Konsentrasi CO2 di udara kira-kira 0,033% (330 ppm), yang untuk kebanyakan tumbuhan ini jauh dibawah titik jenuh, fotosintesis banyak dipengaruhi oeh CO2 hal ini dapat dibuktikan dengan melihat laju fotosintesis.
Joseph Priesley (1771), seorang pendeta Inggris yang pertama melaporkan bahwa gas-gas turut serta dalam fotosintesis. Ia mengetahui Ingenhouse seorang dokter bangsa belanda padfa tahun 1778 menemukan bahwa akibat yang diamati Priesley hanya terjadi bila tanaman itu disinari. Dengan percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla Verticillata di bawah corong terbalik, jika tanaman tersebut disinari maka timbullah gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul didasar tabung reaksi . gas ini ternyata oksigen dan hanya terjadi pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau saja (Mipa, 2001).
Pada pengamatan pertama mengenai daun ubi kayu yang tidak dibungkus dengan alluminium foil terlihat tidak terjadi perubahan warna yang mencolok, yang berarti bahwa tidak terjadi perubahan warna pada daun ubi kayu tersebut, karena pada daun tersebut masih terdapat banyak klorofilnya sehingga daun tersebut tidak seperti terbakar karena klorofil pada daun tersebut berfungsi melindungi dari pengaruh cairan Iodin.
Pada pengamatan kedua yaitu mengenai daun ubi kayu yang dibungkus alluminium foil terlihat jelas perbedaannya yaitu menimbulkan warna yang agak kebiru-biruan yang seperti daun yang terbakar, hal ini karena klorofil pada daun tersebut yang berfungsi melindungi dari pengaruh cairan Iodin, sudah tidak ada, sehingga daun tersebut daun tersebut seperti terbakar (Koensoemardiyah, 1980).
Daun yang mengandung amilum menandakan telah terjadi proses fotosintesis karena amilum merupakan produk fotosintesis. Pembuktian bahwa hasil fotosintesis adalah amilum pernah dilakukan oleh Sachs (1862). Adanya amilum dibuktikan uji coba iodine yaitu amilum dengan iodine memberikan warna coklat kehitam-hitaman (Solomon, E.P., 1998).
Konsentrasi CO2 yang tinggi, memungkinkan tercapainya tingkat kejenuhan cahaya tinggi. Satu titik pada fotosintesis sama dengan respirasi dan tingkat pertukaran gas, ini disebut titik konpensasi. Titik konvensasi cahaya pada tumbuhan terlindung yang lebih rendah dari pada tumbuhan yang terpapar sinar matahari, biasanya berkisar antara 20-100 foton cahaya.
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energy.
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat Reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbondioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) Ada dua macam klorofil pada tumbuhan yaitu klorofil (C55 H72 O5 N4 Mg) berwarna hijau tua, dan klorofil (C55 H70 O6 N4 Mg) berwarna hijau mudah. Didalam sel klorofil tersebut terikat pada protein. Klorofil itu dapat menerima sinar matahari dan mengembangkan dalam gelombang yang berlainan, bila sinar putih menyinari stuktur daun yang mengandung klorofil (Mipa, 2001).
Klorofil memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis, tanpa adanya klorofil proses fotosintesis tidak akan terjadi karena untuk melakukan fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun (Sylvia, S., 1998).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mikrokop adalah alat yang digunakan untuk membantu dan mengamati benda-benda yang berukuran kecil atau mikro yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
2. Sifat lensa cembung dapat memperbesar benda dan dapat membalikan benda yang tidak sesuai dengan apa yang dilihat dari keadaan sebelumnya.
3. Fungsi dari lensa objektif adalah bekerja dalam pembentukan bayangan yang pertama yakni menentukan banyaknya skruktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
4. Lengsa okuler berfungsi sebagai memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif.
5.1.2 Pengamatan Sel
Dari hasil pengamatan tentang sel hewan dan sel tumbuhan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan bantuan mikroskop praktikan dapat mengetahui dan memahami berbagai bentuk sel hewan dan sel tumbuhan.
2. Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup baik secara struktural maupun secara fungsional.
3. Setiap sel tergantung pada sel-sel lain yang melakukan fungsi-fingsi yang saling mendukung.
4. Pada bawang merah (Allium cepa) bentuk selnya persegi panjang dan didalamnya terdapat garis-garis halus.
5. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki beberapa perbedaan dimana perbedaan itu terjadi karena adanya fungsi yang berbeda untuk dijalankan oleh bagian sel yang berbeda pula.
5.1.3 Pengamatan Tumbuhan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tumbuhan dapat disimpulkan berbagai macam tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil sebagai berikut :
1. Pada setiap tumbuhan terdapat berbagai macam tumbuhan atau bagian tumbuhan yang bervariasi, pada variasi tumbuhan tentunya memiliki perbedaan, perbedaan tumbuhan ini kemudian digolongkan menjadi dua bagian yaitu tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil.
2. Morfologi tumbuhan dikotil umumnya berakar tunggang, batang daun bercabang dan tulang daun berserakan secara acak diseluruh bagian dahan, sedangkan tumbuhan monokotil berakar serabut, batang beruas, tidak bercabang dan memiliki tulang daun yang sejajar sejati satu sama lainya.
3. Reproduksi pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu reproduksi sek sual (Generatif) dan reproduksi aseksual (Vegetatif).
5.1.4 Pengamatan Hewan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Morfologi pada katak jantan dan katak betina memiliki beberapa perbedaan yaitu ukuran tubuh katak jantan lebih kecil di bandingkan tubuh katak betina.
2. Sistem pencernaan pada katak yaitu meliputi paru-paru (hepar), jantung (car), pulmo, lambung (ventriculus), usus besar(colon), lubang kloaka (cloaca), empedu (vesica fellea).
3. Sistem reproduksi pada katak jantan yang terdiri dari testis, ginjal, saluran sperma, usus besar dan kloaka.
4. Sistem reproduksi pada katak betina yaitu meliputi ostium, oviduk, vena cava posterior, vena renal, ovarium, ureter, uterus, dan vesica urinaria.
5.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
Dari percobaan tentang pemahaman hukum mendel dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sifat individu yang diperoleh dari percobaan ada dua yaitu sifat homozigot dan herozigot. Sifat homozigot adalah sifat individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen, sedangkan sifat heterozigot adalah sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari atas gen-gen yang berlainan dari tiapjenis gen.
2. Persilangan monohibrid adalah perilangan dua individu yang memiliki dua sifat beda.
3. Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari suatu ilmu tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk pada keturunanya.
5.1.6 Pengamatan Transpirasi
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesinpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah suhu,kelembapan. Teori apapun yang menerangkan gerak keatas air dalam xylem harus memperhatikan volume air yang diangkut dan kecepatannya. Tumbuhan herba dapat menyerap suatu volume air setiap hari yang sama dengan beberapa kali volume tanaman itu sendiri.air yang mengandung petanda (umpamanya, isotop radioaktif) dapat diperlihatkan bergerak ke atas dalam batang sebanyak 75 cm setiap menitnya.
5.1.7 Pengamatan Fotosintesis
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
2. Sachs dengan percobaan mengunakan daun yang dubungkus dengan kertas tima dan daun yang tidak dibungkus, daun tersebut direbus untuk mematikan sel-selnya .
3. Daun yang terbungkus dengan kertas tima tidak mengalami fotosintesis sedangkan daun yang tidak terbungkus mengalami fotosintesis.
4. Hasil akhir dari proses fotosintesis berupa zat karbohidrat (C6H12O6) dan gas oksigen (O2).
5.2 Saran
Melihat kondisi laboratorium yang masih serba kekurangan, perlunya perhatian dari pengelolah Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dalam upaya memenuhi standar sebuah Laboratorium. Guna mendapatkan hasil pengamatan yang teliti dan akurasi data yang tepat ditunjang oleh peralatan laboratorium yang baik, lengkap, serta suasana laboratorium yang nyaman dan efisiensi penggunaan waktu yang tepat sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masi terdapat banyak kekeliruan didalamnya, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca pada umumnya dan asisten pada khususnya agar laporan ini dapat dijadikan acuan untuk mahasiswa dimasa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar