Jumat, 07 Januari 2011

KONTROVERSI INDUSTRI KELAPA SAWIT DAN BERBAGAI PERMASALAHANNYA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar mata pencaharian masyarakat bergantung pada bidang pertanian. Sangat banyak komoditas pertanian yang telah dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah kelapa sawit.
Komoditas ini semakin dikembangkan dan diperluas karena memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah kedudukannya sebagai komoditas ekspor nasional. Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Disamping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara, perannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Salah satu hasil dari komoditas kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Sektor minyak kelapa sawit Indonesia mengalami perkembangan yang berarti, hal ini terlihat dari produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari 19,2 juta ton pada 2008 meningkat menjadi 19,4 juta ton pada 2009. Sementara total ekspornya juga meningkat, pada 2008 tercatat sebesar 18,1 juta ton kemudian menjadi 14,9 juta ton sampai dengan September 2009. Sampai saat ini Indonesia masih menempati posisi teratas sebagai negara produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar dunia, dengan produksi sebesar 19,4 juta ton pada 2009. Dari total produksi tersebut diperkirakan hanya sekitar 25% sekitar 4,8 juta ton yang dikonsumsi oleh pasar domestik. Sehingga sebagai penghasil CPO terbesar di dunia, Indonesia terus mengembangkan pasar ekspor baru untuk memasarkan produksinya.
Namun seiring dengan perkembangan industri kelapa sawit yang semakin pesat, berbagai permasalahan pun muncul. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya dapat mengganjal produksi sawit nasional.
II. PEMBAHASAN
2.1 Awal Perkembangan Perkebunan Sawit di Indonesia
Kelapa sawit merupakan komoditas yang berasal dari Afrika Barat dan didatangkan pada tahun 1848 ke Indonesia oleh pemerintah Kolonial Belanda. Awalnya kelapa sawit didatangkan sebagai tanaman hias langka di Kebun Raya Bogor, barulah pada tahun 1911 kelapa sawit dibudidayakan secara komersial dalam bentuk perusahaan perkebunan. Perkembangan kelapa sawit terus mengalami pasang surut. Data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Perkebunan (2007) menyebutkan bahwa produksi dan ekspor kelapa sawit dari tahun 1916 sampai tahun 2006 menunjukkan angka yang sangat signifikan dan fantastis terutama antara tahun 1990 sampai tahun 2006, total luas areal dari 1.126.677 ha menjadi 6.074.926 ha, sedangkan untuk produksi minyak sawit meningkat dari 7.000.508 ton menjadi 16.000.211 ton dan ekspornya dari 4.110.027 ton menjadi 12.101.000 ton. Dari jumlah tersebut sejumlah 4.582.733 ha atau 75,4 % berada di Pulau Sumatera dengan lahan terluas di Provinsi Riau yaitu 1.409.715 ha, data mengenai ekspor CPO tahun 2005 menunjukkan bahwa India merupakan negara tujuan ekspor terbesar yaitu dengan jumlah volume 1.786.000 ton, sedangkan untuk Eropa, Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar yaitu 493.000 ton.
Sejak masa kolonial sampai sekarang, sejarah Indonesia tidak dapat lepas dari sektor perkebunan. Bahkan sektor ini memiliki arti sangat penting dan menentukan dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit memegang peran strategis dalam pembangunan di Indonesia.

2.2 Industri Kelapa Sawit dan Permasalahannya
Penggunaan biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil telah menjadi tren di berbagai belahan dunia. Setiap negara berupaya memproduksi bahan bakar nabati yang dapat diperbaharui tersebut, mulai dari AS dengan ethanol dari rapeseed oil dan canola oil, Brasil-yang merajai dunia dengan bioethanol tebu, Malaysia dengan biodiesel dari kelapa sawit atau Philipina yang mulai memberdayakan kelapa menjadi coconut oil. Sedangkan Indonesia, sebagai salah satu produsen besar kelapa sawit, tentu saja CPO yang dipilih untuk bahan biofuel. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi indonesia memutuskan untuk menjadikan kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel. Faktor utama yaitu, posisi Indonesia sebagai produsen CPO kedua di dunia setelah Malaysia, bahkan negeri ini berambisi menggeser Malaysia dan menjadi produsen CPO nomor satu dunia. Ambisi tersebut bukan tanpa alasan, potensi itu memang ada di Indonesia. Sebut saja lahan hingga tahun 2006, luas lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk kebun kelapa sawit mencapai 31,7 ha sedangkan luas lahan kelapa sawit Indonesia saat ini 5,4 juta ha dan akan ditambah dengan 3,5 ha lahan pada tahun mendatang . Khusus kelapa sawit untuk energi, pemerintah pun mengembangkan lahan dari 17.000 ha pada tahun 2006 menjadi 135.000 ha hingga 2010 .
Faktor lain yang mendorong pemerintah untuk mengembangkan kelapa sawit, diantaranya harga CPO dunia yang cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kelapa sawit juga merupakan salah satu bibit minyak yang paling produktif di dunia. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga cukup tinggi. Lahan kelapa sawit seluas 210 ribu ha dapat menyerap sekitar 105 ribu tenaga kerja.
Namun, pemanfaatan kelapa sawit untuk biofuel juga memerlukan pemikiran lebih mendalam lagi. Pada kenyataannya, keuntungan yang diperoleh dari pengembangan kelapa sawit tidak sepadan dengan kerugian dan permasalahan yang diakibatkannya. Kerugian yang bersifat masif dan berbagai permasalahan yang timbul, haruslah mendapat prioritas. Kerugian yang dapat ditimbulkan, antara lain :


a. Deforestasi Hutan
Perlu kita diketahui bahwa laju deforestasi hutan di Indonesia tahun 2005 menduduki tempat kedua setelah Brasil dengan angka deforestasi hutan primer di Indonesia mencapai 1,47 juta ha. Sehingga pantas jika kita mendapat predikat tersebut, luas hutan yang rusak di Indonesia sudah sampai pada angka 107 juta ha bahkan 70% hutan primer hilang akibat berbagai kegiatan pembukaan hutan .
Pembukaan lahan kelapa sawit di Indonesia umumnya dengan mengkonversi hutan alam yang ada dan jika hal tersebut tidak segera dihentikan, bisa jadi kita akan impor hutan dalam hitungan tahun ke depan. Hilangnya 40% dari 128 ribu ha luas hutan didaerah konservasi taman nasional Keremutan Riau, yang beralih fungsi menjadi kelapa sawit merupakan salah satu bentuk konversi hutan menjadi kelapa sawit yang merugikan. Industri kelapa sawit ikut terlibat dalam pembabatan area hutan seluas 390 ribu ha, belum termasuk 834.249 ha hutan yang telah beralih ke pemegang HPH. Kondisi serupa juga terjadi di Kalimantan Barat, mega proyek kelapa sawit yang dicanangkan pemerintah di perbatasan Kalimantan Barat dengan alih-alih mengurangi tindakan illegal logging telah menyebabkan penurunan area hutan secara signifikan. Tingkat deforestasi hutan di Kalimantan barat saat ini telah mencapai angka 73.42%.
Kecenderungan peningkatan deforestasi hutan di Indonesia harus segera dihentikan, konversi hutan untuk kelapa sawit bijaknya harus dipikir ulang. Bukan tanpa alasan jika banjir, tanah longsor, kemarau berkepanjangan hingga perubahan iklim dan pemanasan global merupakan akibat yang ditimbulkan dari deforestasi hutan.
b. Konflik Lahan
Pengembangan kelapa sawit juga menyebabkan terjadinya konflik antara perusahaan dengan masyarakat lokal. Salah satu konflik yang kerap terjadi yaitu perebutan lahan. sebagai contoh, kasus pengambil alihan kembali lahan seluas 4100 ha milik 1200 KK warga suku Talang Mamak, Riau dari PT. Inecda Plantation. Warga meminta tanahnya dikembalikan karena janji perusahaan untuk memberikan 1600 ha lahan kelapa sawit belum juga dilaksanakan. Kasus lain terkait perampasan lahan yaitu kasus perebutan lahan 1400 ha yang digunakan PT. Rawa Wastu Kencana untuk kebun kelapa sawit atau tuntutan pengembalian tanah ulayat warga atas perampasan yang dilakukan oleh PT. Alamraya Kencana Mas (AKM) Pamukan, Banjarmasin.
Pengalihan hak milik tanah dari masyarakat lokal kepada perusahaan industri kelapa sawit baik untuk lokasi pabrik ataupun untuk perkebunan sering menimbulkan perselisihan. Kesepakatan yang ada ternyata lebih menguntungkan perusahaan dibanding masyarakat lokal. Kondisi inilah yang memicu timbulnya konflik antara masyarakat pemilik lahan dengan perusahaan.
c. Konflik Pekerja
Permasalahan terkait pemenuhan hak normatif pekerja seperti upah atau kebebasan berserikat sering menimbulkan konflik pekerja dengan perusahaan. Kebanyakan perusahaan kelapa sawit dibangun di lokasi dengan tingkat SDM yang rendah, kondisi ini memungkinkan terjadinya praktek penyimpangan terhadap pekerja bahkan tak jarang perusahaan mengganggap mereka tidak terampil sehingga mendiskriminasikan mereka.
Sebut contoh, upah yang diberikan perusahaan PT. Agro Indomas Kalimantan, berdasarkan laporan dari DTE, pekerja hanya diberi upah Rp.10.500,00/bulan jauh lebih sedikit jika dibandingkan mereka mengolah lahan sendiri dengan hasil bisa mencapai Rp.15.000 sampai Rp.30.000/harinya. Atau kasus yang sempat menjadi perhatian internasional hingga laporannya sampai ke ILO, yaitu konflik pekerja di PT. Musim Mas Riau. Perusahaan berkali-kali membubarkan serikat pekerja hingga pada 13 September - 16 Desember 2005 terjadi unjuk rasa dan mogok kerja serta penangkapan pimpinan serikat pekerja pada 15 September 2005. Selama aksi mogok tersebut, 3 pekerja meninggal, 1180 di-PHK dan 260 anak pekerja yang bersekolah di lingkungan perusahaan diusir serta 700 Kepala Keluarga pekerja yang menempati rumah dinas perusahaan diusir.
d. Kerusakan Lahan
Sistem tanam kelapa sawit bersifat monokultur dan sistem tanam homogenitas ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lahan. Unsur hara jenis tertentu yang diserap terus menerus oleh kelapas sawit menyebabkan tidak seimbangnya unsur hara yang terkandung dalam tanah jika suatu saat lahan tersebut tidak dimanfaatkan lagi untuk kebun kelapa sawit. Kondisi lahan juga akan semakin memburuk dengan penggunaan pestisida baik paraquat ataupun glifosat yang digunakan pada kelap sawit dalam jangka panjang secara akumulatif dapat menyebabkan pencemaran pada lahan.
e. Konflik Petani Lokal
Konflik dengan petani lokal pun juga terjadi terkait dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Sistem Perkebunan Inti Rakyat atau PIR untuk memberdayakan petani lokal juga tidak menguntungkan petani sepenuhnya. Kesepakatan baik pemanfaatan lahan, biaya operasional ataupun harga jual kelapa sawit ternyata tidak sesuai dengan perjanjian yang dilakukan bersama.
Berbagai kasus muncul terkait hal tersebut. Misalnya, keluhan petani Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat yang harus menyerahkan 7,5 ha lahan pribadi agar dapat menjadi anggota PIR tetapi masih dikenakan kredit dari 2 ha kebun plasma yang diterimanya dengan biaya Rp 5,6 juta/ha atau sekitar 11,2 juta/KK. Diperparah lagi dengan harga jual tandan buah segar (TBS) yang berkisar Rp 200-350 per Kg sehingga rata-rata pendapatan sebulan mereka hanya Rp 40 ribu-Rp 90 ribu. Kondisi serupa juga dialami petani plasma Kabupaten Sintang, TBS yang dijual ke perusahaan juga hanya dihargai Rp 200 per kg sehingga pendapatan mereka hanya berkisar Rp 40-70 ribu/bulan, hal tersebut juga yang mendorong warga melakukan tuntutan ke perusahaan sawit.
f. Biodiversity Loss
Terjadinya deforestasi hutan baik akibat pembukaan lahan atau kegiatan lain praktis mengganggu populasi jenis spesies tanaman dan hewan yang hidup di dalamnya. Akibatnya, kehidupan mereka terancam dan akhirnya menuju pada kondisi biodiversity loss. Kondisi ini akan semakin parah jika konversi hutan untuk kelapa sawit terus dilakukan. Sebagai contoh, jumlah orang utan di Sumatera dalam 15 tahun terakhir berkurang 5000 ekor/tahunnya. Bahkan 90% habitat orang utan di sana telah hilang, dengan kondisi ini diperkirakan pada 12 tahun ke depan orang utan Sumatera akan punah.
Contoh lain di taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah tempat perlindungan sekitar 6000 orang utan Kalimantan, 380 ha dari 415 ribu ha lahannya digunakan sebagai lahan kelapa sawit oleh PT. Wana Sawit.
g. Krisis Air
Penelitian lingkungan yang dilakukan Universitas Riau menunjukkan bahwa satu batang kelapa sawit menyerap 12 liter air/hari atau 360 liter/bulan jadi dengan jarak tanam sawit 9m x 9m, dalam 1 ha lahan terdapat sekitar 143 batang maka untuk lahan 1 ha per bulannya menyerap air 51.480 liter. Padahal saat ini terdapat 5,4 juta ha lahan kelapa sawit. Kondisi ini pelan tapi pasti berdampak pada berkurangnya volume air tanah yang pada akhirnya menyebabkan krisis air.
Sebagai contoh, kasus krisis air di Riau. Luas total lahan kelapa sawit di Riau mencapai 1,8 juta ha, jika jumlah tanaman kelapa sawit sekitar 235 juta, dalam satu hari air yang terserap mencapai 2,8 milyar liter.
Di Bengkalis, 4000 penduduknya mengalami kekurangan air bersih pada 3 bulan pertama tahun 2005. Kondisi ini akan bertambah buruk dalam 10-15 tahun ke depan mengingat 95% dari 4,3 juta ha hutan di Riau telah rusak yang diakibatkan salah satunya oleh konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit.
2.3 Solusi Menghadapi Permasalahan Industri Sawit
Untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh industri kelapa sawit, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang ada, antara lain :
a. Mengurangi Asap
Setiap tahunnya asap yang menyesakkan menyebar ke sebagian besar daerah Asia Tenggara. Walau sebagian merupakan akibat dari kebakaran hutan dan lahan gambut, beberapa dari polusi tersebut berasal dari vegetasi yang terbakar di perkebunan kelapa sawit. Dampak ini dapat dikurangi dengan menggunakan teknik "zero burning replanting" yang dilakukan pertama kali oleh Golden Hope Plantations.
Bukannya membakar kelapa sawit yang tak produktif, Golden Hope memotong, menngiris-iris, dan membiarkannya membusuk. Ini membantu menyuburkan tanah untuk tanaman untuk ke depannya - memperpendek masa kosong dna mengurangi kebutuhan akan pupuk kimiawi dan mengurangi baik "asap" dan emisi gas rumah kaca. Lebih lanjut, menurut teknik tanpa-pembakaran, pembersihan lahan lebih murah (menghemat USD 300-400 per hektar di biaya penanaman) dan tak tergantung pada kondisi cuaca. Kekhawatiran akan serangan serangga bisa dikurangi dengan menggunakan tanaman polong-polongan, yang juga memperbaiki nitrogen dan meningkatkan kualitas tanah.
b. Pengendalian Hama
Monokultur di iklim tropis sering mengalami masalah hama - tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit. Secara umum, pemilik perkebunan adalah pengguna berat pestisida yang mengotori aliran air dan mempengaruhi kehidupan liar setempat.
Golden Hope telah mengambil pendekatan yang berbeda. Ia telah mengurangi penggunaan kimia dengan cara fokus pada pengendalian biologis, termasuk penggunaan serangga, burung, dan jamur untuk mengatasi hama kelapa sawit umumnya. Golden Hope membangun kotak-kotak rumah burung hantu untuk menarik para burung hantu pemakan hewan pengerat dan menanam spesies pepohonan asli untuk menarik kelelawar dan pemakan serangga lainnya. Saat pestisida benar-benar dibutuhkan, perusahaan menggunakan aplikasi insektisida yang benar-benar terpilih untuk mengontrol hasil terburuk. Karena itu tergantung pada deteksi awal dari hama, aplikasi skala besar jarang dibutuhkan.
c. Penghijauan hutan kembali
Golden Hope mendukung penghijauan hutan kembali di hutan-hutan cadangan, di lereng yang curam, dan di lahan dekat daerah tangkapan, menggunakan spesies setempat - terutama mereka yang memiliki nilai-nilai komersil, medis, kuliner, dan ekologis. Tentang daerah-daerah yang ditanami ini, bertujuan untuk meningkatkan sisi menarik mereka dan kemampuan untuk mendukung keberagaman fauna dengan cara menanam spesies pohon makanan yang khas di daerah tersebut dan mendorong burung-burung migran untuk tinggal disana dengan membangun tenggeran-tenggeran dan memelihara pohon-pohon tinggi yang mati.
d. Keadilan Sosial
Sebagian dari masalah terbesar yang terkait dengan produksi minyak kelapa adalah masalah sosial. Walau jelas bahwa perkebunan kelapa sawit memberikan lapangan kerja yang dibutuhkan di Indonesia-terutama Borneo, ada beberapa pertanyaan mengenai keadilan sistem yang ada, yang kadang tampak menjebak para pemilik kebun kecil pada kondisi yang mirip perbudakan. Maka diperlukan perubahan terhadap sistem dalam industri sawit sehingga permasalahan sosial dapat dihindari.
e. Menjaga Hutan Alami
Langkah paling penting dalam mengurangi dampak lingkungan dari minyak kelapa adalah pelarangan terhadap pembangunan perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan alami dan lahan gambut. Pengolahan kelapa sawit di kawasan seperti itu lebih banyak merusak, bukannya mendatangkan kebaikan, baik melalui berkurangnya keanekaragaman hayati dan pelayanan ekologikal (hutan alami) atau melalui pelepasan sejumlah besar karbon dioksida (pengubahan lahan gambut). Perkebunan kelapa sawit seharusnya diarahkan pada lahan pertanian yang ada dan kawasan yang gundul dan telah terdegradasi dengan parah.
Memelihara hutan alami di dekat perkebunan kelapa sawit cukup penting, karena hutan menjadi tempat bernaung para predator hama kelapa sawit dan dapat mengurangi erosi tanah di bagian sisi bukit dan kawasan penangkapan air, sementara juga memperlambat dan mengurangi air yang terbuang.
f. Teknik Lain
Di banyak daerah di Indonesia, dimana terjadi ekspansi perkebunan paling cepat, ada beberapa kekhawatiran serius mengenai dampak kelapa sawit pada tabel air. Resiko dapat diminimalisir dengan mengatur penggunaan air secara hati-hati melalui sistem irigasi dan reservoir. Untuk mengurangi erosi, dapat menggunakan terasering untuk tumbuhan biji-bijian, yang juga meningkatkan keanekaragaman hayati dan kesuburan tanah.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa.
2. Namun seiring dengan perkembangan industri kelapa sawit yang semakin pesat, berbagai permasalahan pun muncul, antara lain deforestasi hutan, konflik lahan, konflik pekerja, kerusakan lahan, konflik petani lokal, biodiversity loss, dan krisis air.
3. Solusi yang dapat diambil untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, yaitu mengurangi asap, pengendalian hama, teknik lain, penghijauan hutan kembali, keadilan sosial, dan menjaga hutan alami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Industri Palm Oil Di Indonesia. http://www.datacon.co.id. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Anonim, 2009. Perkebunan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq). http://pekebunan.blogspot.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Anonim, 2010. Isu Lingkungan Ganjal Produksi Sawit Nasional. http://bataviase.co.id/. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Anonim, 2010. Kontroversi Industri Sawit Sepanjang Tahun 2010. http://www.yahoo.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Anonim, 2010. Minyak kelapa Tidak Harus Buruk Bagi Lingkungan. http://world.mongabay.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Anonim, 2010. No Sawit For Biofuel. http://csrreview-online.com. Diakses pada tanggal 19 Dsesember 2010.
Anonim, 2010. Potensi Konflik Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit. http://annisaafillah.wordpress.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Daniri, A., 2010. Industri Sawit Limbung-Didera Isu Lingkungan. http://www.madani-ri.com. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.

PERANAN MIKROORGANISME TANAH TERHADAP PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, serta dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.
Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4 atau CO2) sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan sebagaimana mestinya dan proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung. Adanya aktivitas organisme perombak bahan organik saling mendukung keberlangsungan proses siklus hara dalam tanah.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mikroorganisme dan Peranannya Dalam Tanah
Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dsapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikroba atau jasad renik. Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut. Sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen, pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara.
Organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga sebagai sumber bahan organik tanah. Mikroorganisme tanah sangat nyata perannya dalam hal dekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam proses dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan tanaman untuk tumbuh.
Mikroorganisme, dalam lingkungan alamiahnya jarang terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air boleh jadi mengandung bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri dan virus. Mikroorganisme-mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari (a) protozoa seperti amoeba, flagella, ciliata, (b) bakteri (Clostridium, Rhizobium), (c) alga (ganggang) seperti alga biru, alga hijau, diatom, dan (d) jamur, terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lendir, berbagai ragi dan berbagai Phycomycetes dan Ascomycetes.
2.2 Peranan Mikroorganisme Sebagai Dekomposer
Ciri dan kandungan bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah, karena bahan organik tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui berbagai cara. Hasil perombakan bahan organik mampu mempercepat proses pelapukan bahan-bahan mineral tanah; distribusi bahan organik di dalam tanah berpengaruh terhadap pemilahan (differentiation) horison. Proses perombakan bahan organik merupakan mekanisme awal yang selanjutnya menentukan fungsi dan peran bahan organik tersebut di dalam tanah.
Mikroorganisme perombak bahan organik ini terdiri atas fungi dan bakteri. Pada kondisi aerob, mikroorganisme perombak bahan organik terdiri atas fungi, sedangkan pada kondisi anaerob sebagian besar perombak bahan organik adalah bakteri. Fungi berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik untuk semua jenis tanah. Fungi toleran pada kondisi tanah yang asam, yang membuatnya penting pada tanah-tanah hutan masam. Sisa-sisa pohon di hutan merupakan sumber bahan makanan yang berlimpah bagi fungi tertentu mempunyai peran dalam perombakan lignin.
Nitrogen (N) harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain Rhizobium sp. Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, unsur hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P, mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp, dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Pengertian umum yang saat ini banyak dipakai untuk memahami organisme perombak bahan organik atau biodekomposer adalah organisme pengurai nitrogen dan karbon dari bahan organik (sisa-sisa organik dari jaringan tumbuhan atau hewan yang telah mati) yaitu bakteri, fungi, dan aktinomisetes. Perombak bahan organik terdiri atas perombak primer dan primer sekunder. Perombak primer adalah mesofauna perombak bahan organik, seperti Colembolla, Acarina yang berfungsi meremah-remah bahan organik menjadi berukuran lebih kecil. Cacing tanah memakan sisa-sisa remah tadi yang dikeluarkan menjadi faeces setelah mengalami pencernaan dalam tubuh cacing. Perombak sekunder ialah mikroorganisme perombak bahan organik seperti Trichoderma reesei, T. harzianum, T. koningii, Phanerochaeta crysosporium, Cellulomonas, Pseudomonas, Thermospora, Aspergillus niger, A. terreus, Penicillium, dan Streptomyces. Adanya aktivitas fauna tanah, memudahkan mikroorganisme untuk memanfaatkan bahan organik, sehingga proses mineralisasi berjalan lebih cepat dan penyediaan hara bagi tanaman lebih baik. Umumnya kelompok fungi menunjukkan aktivitas biodekomposisi paling signifikan, dapat segera menjadikan bahan organik tanah terurai menjadi senyawa organik sederhana yang berfungsi sebagai penukar ion dasar yang menyimpan dan melepaskan nutrien di sekitar tanaman.
Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan aktivator biologis yang tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk mempercepat pengomposan dan meningkatkan mutu kompos. Jumlah dan jenis mikroorganisme menentukan keberhasilan proses dekomposisi atau pengomposan. Proses dekomposisi bahan organik di alam tidak dilakukan oleh satu organisme monokultur tetapi dilakukan oleh konsorsia mikroorganisme.
Stevenson (1982) menyajikan proses dekomposisi bahan organik dengan urutan sebagai berikut :
1. Fase perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah ukuran bahan menjadi lebih kecil.
2. Fase perombakan lanjutan, yang melibatkan kegiatan enzim mikroorganisme tanah. Fase ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan :
a) Tahapan awal : dicirikan oleh kehilangan secara cepat bahan-bahan yang mudah terdekomposisi sebagai akibat pemanfaatan bahan organik sebagai sumber karbon dan energi oleh mikroorganisme tanah, terutama bakteri. Dihasilkan sejumlah senyawa sampingan seperti : NH3, H2S, CO2, dan lain-lain.
b) Tahapan tengah : terbentuk senyawa organik tengahan/antara (intermediate products) dan biomasa baru sel organism.
c) Tahapan akhir : dicirikan oleh terjadinya dekomposisi secara berangsur bagian jaringan tanaman/hewan yang lebih resisten (misal lignin). Peran fungi dan Actinomycetes pada tahapan ini sangat dominan
3. Fase perombakan dan sintesis ulang senyawa-senyawa organik (humifikasi) yang akan membentuk humus.
Sisa-sisa tanaman dan binatang mengalami perombakan dalam atau di atas tanah pada kondisi-kondisi yang berbeda. Kecepatan perombakan dan hasil-hasil akhir terbentuk bergantung kepada suhu, lengas, udara, bahan kimia dan mikrobia. Semakin tinggi suhu (hingga 40°C) akan semakin mempercepat perombakan. Ini merupakan salah satu alasan bahwa tanah atasan mempunyai kandungan bahan organik rendah. Lengas diperlukan untuk perombakan secara biologis, namun air yang berlebihan sangat menyebabkan kurang udara dan akibatnya akan memperlambat perombakan. Ketersediaan bahan-bahan kimia yang diperlukan sebagai zat hara (terutama N) bagi mikrobia menentukan kecepatan perombakan dan berpengaruh terhadap jenis humus yang dibentuk. Urutan perombakan komponen-komponen bahan organik tanah adalah :
1. Gula, pati, protein-protein yang larut air
2. Protein kasar
3. Hemicelulose
4. Selulosa
5. Minyak, lemak, lignin, lilin
Proses perombakan bahan organik dapat berlangsung pada kondisi aerob dan anaerob. Pengomposan aerob merupakan proses pengomposan bahan organik dengan menggunakan oksigen. Hasil akhir dari pengomposan aerob merupakan produk metabolisme biologi berupa CO2, H2O, panas, unsur hara, dan sebagian humus. Pengomposan anaerob merupakan pengomposan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir dari pengomposan anaerob terutama berupa CH4 dan CO2 dan sejumlah hasil antara; timbul bau busuk karena adanya H2S dan sulfur organik seperti merkaptan.
Hasil-hasil sederhana yang dihasilkan dari aktivitas mikroba tanah adalah sebagai berikut :
• Karbon : CO2, CO3=, HCO3- CH4, karbon elementer
• Nitrogen : NH4+, NO2-, NO3-, gas N2
• Sulfur : S, H2S, SO3=, SO4=, CS2
• Fosfor : H2PO4-, HPO4=
• Lain-lain : H2O, O2, H2, H+, OH-, K+, Ca2+, Mg2+ dan lain-lain.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Mikroorganisme memegang peranan penting dalam aktivitas perombakan di dalam tanah karena tanpa aktivitas mikroba maka segala kehidupan di bumi ini lambat laun akan terhambat. Selain itu, mikroba juga berperan dalam siklus energi, siklus hara, pembentukan agregat tanah, dan lain-lain.
2. Mikroorganisme perombak bahan organik ini terdiri atas fungi dan bakteri. Pada kondisi aerob, mikroorganisme perombak bahan organik terdiri atas fungi, sedangkan pada kondisi anaerob sebagian besar perombak bahan organik adalah bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Mikroorganisme. http://amboinas.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 November 2010.

Anonim, 2010. Bahan Organik. http://lestarimandiri.org. Diakses pada tanggal 20 November 2010.

Anonim, 2010. Peran Mikroorganisme dalam Mendekomposisi Bahan Organik. http://bianconeri16.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 November 2010.

Noorhayati, 2009. Mikroorganisme Dalam Tanah. http://ekinaseae.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 November 2010.

SISTEM OPERASI MAC OS X

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mac OS X adalah versi terbaru dari sistem operasi Mac OS untuk komputer Macintosh. Sistem operasi ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 2001 dan populer di kalangan pengguna. Karakter "X" adalah nomor Romawi yang berarti sepuluh, di mana versi ini adalah penerus dari sistem operasi yang digunakan sebelumnya seperti Mac OS 8 dan Mac OS 9. Beberapa orang membacanya sebagai huruf "X" yang terdengar seperti "eks". Salah satu alasan mengapa mereka menafsir sedemikian karena tradisi untuk memberikan nama sistem operasi yang berbasis Unix dengan akhiran "x" (misalnya AIX, IRIX, Linux, Minix, Ultrix, Xenix).
Mac OS X Server juga dirilis pada tahun 2001. Pada dasarnya versi Server ini mirip dengan versi standardnya, dengan perbedaan bahwa versi Server mencakup piranti lunak untuk keperluan manajemen dan administrasi workgroup dalam komputer berskala besar. Contoh fitur tambahan yang tersedia untuk versi ini adalah piranti lunak untuk menjalankan fungsi-fungsi seperti SMTP, SMB, LDAP dan DNS. Selain itu cara melisensinya juga berbeda. Hal yang menarik dari OS ini adalah keindahan tampilannya sehingga menjadikannya panutan bagi pengembang desktop lain.
Mac OS X sendiri terdiri dari beberapa tahapan, antara lain Mac OS X Server 1.0 (Rhapsody), Mac OS X Public Beta (Kodiak), Mac OS X 10.0 (Cheetah), Mac OS X 10.1 (Puma), Mac OS X Server 10.1 (Puma), Mac OS X 10.2 (Jaguar), Mac OS X Server 10.2, Mac OS X 10.3 (Panther), Mac OS X Server 10.3, Mac OS X 10.4 (Tiger), Mac OS X Server 10.4, Mac OS X 10.5 (Leopard). Pada pembahasan kali ini, akan dipaparkan mengenai Mac OS X 10.5 “Leopard”.

II. PEMBAHASAN
2.1 Sistem Operasi Mac OS X 10.5 Leopard
Mac OS X 10.5 “Leopard” merupakan versi terbaru dari versi sebelumnya yaitu Mac OS X 10.4 “Tiger”. Mac OS X versi 10,5 “Leopard” termasuk dalam keenam besar Mac OS X yang dirilis secara besar-besaran, Apple desktop dan system operasi server untuk untuk computer Macintosh, tetapi juga merupakan pengganti untuk Mac OS X v10.4 “Tiger”. Leopard dirilis pada tanggal 26 Oktober 2007, dan tersedia dalam dua varian: versi desktop, cocok untuk komputer pribadi, dan versi server, Mac OS X Server.
Apple menawarkan pengurangan biaya-upgrade kepada orang yang membeli komputer Apple baru setelah tanggal 1 Oktober 2007, yaitu mereka yang belum memiliki Mac OS X v10.5 Leopard pada komputernya. Steve Jobs di MacWorld 2008 menyatakan bahwa lebih dari 20% dari Mac menggunakan Leopard sebagai sistem operasi mereka. Leopard akan digantikan oleh Mac OS X v10.6 “Snow Leopard”, yang telah diluncurkan di Indonesia.
Leopard berisi lebih dari 300 perubahan dan perangkat tambahan dari versi sebelumnya, Mac OS X v10.4 “Tiger”. Diantaranya perubahan pada Dock, Stacks, menu bar transparan, dan sebuah update Finder yang menggabungkan visual navigasi grafis saat pertama kali melihat di iTunes. Fitur penting lainnya yaitu, dukungan aplikasi berbasis 64-bit, utilitas backup otomatis yang disebut Time Machine, Spotlight untuk pencarian (search), dan masuknya Front Row dan Photo Booth, yang sebelumnya hanya disertakan dengan beberapa model Mac.
Sistem operasi Leopard dapat dijalankan dengan syarat spesifikasi yaitu, komputer Machintos apapun asalkan dilengkapi prosesor Intel maupun PowerPC (PPC) G5 atau G4 minimum 867 MHz dan memerlukan kapasitas memori (RAM) minimun 512 MB. Sementara Leopard Server dapat beroperasi pada komputer dengan memori (RAM) minimum 1 GHz dengan kapasitas hardisk minimal 20 GB.
Leopard dapat berjalan pada iMac G4, G5 iMac pertama, kedua, iMac G5 (dengan sensor cahaya ambient), iMac G5 ketiga (dengan ISight), iMac Intel Core Duo dan (sekarang) iMac Intel Core 2 Duo, PowerBook G4, Power Mac G4, Power Mac G5, iBook G4, MacBook, MacBook Pro, MacBook Air, Mac Pro, Mac Mini, Xserve, Xserve G5, Xserve RAID, Macintosh G4 Server, dan kemudian eMac.
Leopard dapat berjalan di hardware lama selama mereka memiliki upgrade G4 867 mhz atau lebih cepat, memiliki sekurang-kurangnya 9 GB free hard drive space, 512 MB RAM dan memiliki DVD drive. Namun Leopard tidak akan berjalan pada 900 MHz iBook G3 model walaupun mereka memenuhi system requirement minimal 867 Mhz. Hal ini disebabkan karena kurangnya AltiVec dalam prosesor G3 dan fakta bahwa kebanyakan pra G4 dan awal sistem G4 tidak mempunyai perangkat keras video yang mampu mendukung Core Image, yang merupakan dua teknologi penting pada Leopard. Akan tetapi Leopard tetap dapat berjalan pada mesin G3 ini dan pra 867mhz G4 tetapi sistem dapat berperilaku tidak beraturan dan banyak program, fitur dan fungsi mungkin tidak bekerja dengan benar atau tidak bekerja sama sekali.
Leopard juga dapat berjalan pada penggunaan PowerPC G4 CPU komputer dengan kecepatan lebih rendah dari system requirenment 867 MHz. Namun untuk menjalankan Leopard pada mesin ini berbeda dengan mesin yang didukung seperti diatas. Salah satu cara yang umum untuk menjalankannya adalah dengan menggunakan aplikasi LeopardAssist, yang merupakan sebuah bootloader seperti XPostFacto (yang digunakan untuk menginstal rilis sebelumnya Mac OS X di Power PC G3 yang tidak didukung dan pra-G3 Mac) yang menggunakan Open Firmware Mac Leopard untuk memberitahu bahwa mesin CPU 867 MHz memenuhi persyaratan minimum untuk instalasi yang nantinya akan diperiksa sebelum diizinkan untuk memulai instalasi. Dengan begitu instalasi akan tetap berjalan walaupun CPU lebih lambat. Saat ini, LeopardAssist hanya berjalan pada mesin G4 yang lebih lambat dan banyak orang yang berhasil menginstal Leopard pada mesin lama itu. Hasil yang sama juga dapat dilakukan dengan cara mengubah baris script di file Distribution.dist pada DVD instalasi Leopard dan memburning salinan baru di DVD dengan file yang diperbarui untuk menghentikan hasil processor clock speed check, yang tampil ketika script di file ini dijalankan sebelum Leopard terinstal.

2.2 Fitur-fitur
Berikut beberapa fitur menarik dalam Sistem Operasi Leopard ini :
1) AUTOMATOR adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Apple untuk Mac OS X yang menerapkan point-and-klik (atau drag-and-drop) untuk menciptakan pengotomatisasian tugas-tugas yang dilakukan berulang-ulang. Automator memungkinkan pengulangan tugas di berbagai program, termasuk Finder, web browser Safari, iCal, Address Book dan lain-lain dengan cara merekam sega;a kegiatan penggunanya. Automator juga dapat bekerja dengan aplikasi seperti Microsoft Office, Adobe Photoshop atau Pixelmator.
2) BACK TO MY MAC adalah fitur bagi pengguna MobileMe yang memungkinkan pengguna untuk mengakses file pada komputer rumah mereka saat jauh dari rumah melalui internet.
3) BOOT CAMP adalah software assitant yang memungkinkan untuk menginstal sistem operasi lain, seperti Windows XP (SP2 atau yang lebih baru) atau Windows Vista, pada partisi terpisah pada Mac berbasis Intel.
4) DASHBOARD adalah sebuah fitur yang menampilkan halaman Web yang terdapat di Safari (internet software) ke dalam widget Dashboard yang hidup.
5) DESKTOP 3-D dock baru dengan pengelompokan fitur yang disebut Stack.
6) FRONT ROW adalah aplikasi yang dibuat sama menyerupai Apple TV untuk melakukan segala aktifitas seperti melihat video, mendengar iTunes, internetan, dll. Hal ini mirip dengan Windows Media Center.
7) iCAL merupakan aplikasi kalender pribadi yang disediakan pada mac os x leopard ini yang dapat men-syncrhonized dengan mail. Ikon iCal menampilkan tanggal saat ini bahkan ketika aplikasi tersebut tidak berjalan.
8) iCHAT adalah aplikasi menyerupai yahoo messenger yang dimiliki oleh leopard ini. Perangkat lunak instant messaging oleh Apple Inc untuk Mac OS X sistem operasi ini dilengkapi audio, video dan screen sharing dan juga pesan teks.
9) MAIL adalah sebuah program e-mail yang disertakan Apple Inc ’s Mac OS X sistem operasi. Mail menggunakan SMTP, POP3, dan IMAP protokol, dan mendukung Yahoo! Mail, AOL Mail, GMail, MobileMe and Exchange melalui IMAP. Fitur OS iPhone versi mobile dari Apple Mail dengan tambahan dukungan ActiveSync. Dimulai dengan versi dikirim dengan Mac OS X v10.6, Mail telah penuh mendukung Microsoft Exchange Server.
10) PARENTAL CONTROL merupakan sebuah aplikasi untuk membantu melindungi anak-anak mereka ketika menggunakan perangkat dan layanan. Salah satunya yaitu, mengontrol konten dilihat anak pada perangkat yang terhubung ke Internet.
11) PHOTO BOOTH adalah sebuah aplikasi perangkat lunak kecil yang diciptakan oleh Apple Inc untuk Mac OS X untuk mengambil foto dan video dengan kamera iSight Webcam atau lainnya. Juga terdapat fitur untuk mengeditnya.
12) PREVIEW adalah Mac OS X’s aplikasi untuk menampilkan gambar dan Portable Document Format (PDF) dokumen.
13) QUICK LOOK adalah fitur untuk memudahkan melihat gambar, dokumen, mendengar mp3, video dll tanpa membukanya dengan sebuah aplikasi. Terdapat juga plug-in Quick Look untuk melihat file lainnya.
14) SAFARI adalah browser bawaan dari Mac Os X.
15) SPACE adalah sebuah implementasi virtual desktop yang memungkinkan menggunakan dua atau lebih desktop per pengguna, dengan aplikasi tertentu dan jendela di setiap desktop. Pengguna dapat mengatur Space tertentu untuk aplikasi tertentu (misalnya, satu untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dan satu untuk hiburan) dan beralih di antara mereka. Expose bekerja dalam Spaces, memungkinkan pemakai untuk melihat sekilas semua di satu layar desktop. Pengguna dapat membuat dan mengontrol sampai 16 ruang, dan aplikasi yang dapat diaktifkan di antara masing-masing, menciptakan ruang kerja yang sangat besar.
16) SPOTLIGHT adalah fitur pencarian dengan sistem pencarian berbasis yang memungkinkan pengguna dapat menemukan dengan cepat berbagai item di komputer, termasuk dokumen-dokumen, gambar, musik, aplikasi, System Preferences, serta kata-kata yang spesifik dalam dokumen dan halaman web dalam web browser sejarah atau bookmark. Hal ini juga memungkinkan pengguna untuk mempersempit pencarian dengan tanggal pembuatan, tanggal modifikasi, ukuran, jenis dan atribut lainnya.
17) TIME MACHINE adalah aplikasi untuk menciptakan incremental backup file yang dapat dikembalikan di kemudian hari. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengembalikan seluruh sistem, beberapa file, atau bahkan satu file. Time machine dapat berjalan dalam iWork, iLife, dan beberapa program lain yang kompatibel, sehingga memungkinkan untuk mengembalikan objek individu (misalnya: foto, kontak, kalender acara) tanpa meninggalkan aplikasi.
18) UNIVERSAL ACCESS adalah sebuah komponen dari Mac OS X yang menyediakan kemampuan komputasi bagi penyandang buta, tuli, dan cacat.
19) Didukung oleh 18 bahasa internasional.

2.3 Tambahan Keamanan
Keamanan yang baru menampilkan pertahanan internal yang lebih baik dari serangan dibandingkan versi sebelumnya.
1) Library Randomization.
Leopard mengimplementasikan Library Randomization, untuk mencari lokasi dari beberapa libraries di memori. Kerentanan memori program yang korup sering bergantung pada alamat yang dikenal sebagai Libraries Routines, yang memungkinkan kode dimasukkan untuk menjalankan proses atau mengubah file. Library Randomization merupakan batu loncatan lebih baik dalam pengacakan alamat kosong.
2) Application Layer Firewall.
Leopard memiliki dua mesin firewall: IPFW BSD asli, yang hadir dalam rilis sebelumnya Mac OS X, dan yang baru Application Layer Firewall Leopard. Tidak seperti IPFW, yang menangkap dan menyaring IP datagrams sebelum kernel melakukan proses penting, Application Layer Firewall beroperasi pada socket layer, terikat proses individual. Layer Aplikasi Firewall juga bisa membuat keputusan filtering pada per-aplikasi dasar. Dari dua-mesin firewall, hanya Application Layer Firewall yang sepenuhnya muncul pada Leopard User Interface. Firewall baru ini menawarkan less control over individual packet decisions yang berarti pengguna dapat memutuskan untuk mengizinkan atau menolak koneksi sistem atau aplikasi individual, tetapi harus menggunakan IPFW untuk mengatur fine-grained TCP/IP sesuai kebijakan. Hal ini juga membuat beberapa kebijakan untuk proses sistem pengecualian: baik mDNSResponder maupun program yang berjalan dengan privileges superuser yang di seleksi.
3) Sandboxes
Leopard mencakup tingkat kernel-level yang mendukung untuk Role Based Access Control (RBAC). RBAC ini dimaksudkan untuk mencegah, misalnya, aplikasi seperti Mail dari mengedit database password.
4) Application Signing
Leopard menyediakan kerangka kerja untuk menggunakan Public Key Signature untuk Code Signing untuk memverifikasi kode yang belum diubah. Signatures dapat juga digunakan untuk memastikan bahwa program benar-benar di “update”, dan memberikan special security privileges saat berganti ke versi baru. Hal ini akan mengurangi jumlah pengguna keamanan prompt, dan kemungkinan pengguna dibiasakan untuk hanya dengan mengklik “OK” untuk apapun.
5) Secure Guest Account
Tamu diberikan akses ke sistem Leopard dengan account yang nantinya sistem dapat menghapus dan me-reset di logout.
Namun, Fitur keamanan di Leopard dinilai lemah dan tidak efektif. Publisher Heise Security mencatat bahwa Leopard installer menurunkan perlindungan firewall dan terbuka untuk diserang ketika firewall sudah diaktifkan kembali. Beberapa peneliti mencatat bahwa fitur Library Randomize yang ditambahkan ke Leopard tidak efektif dibandingkan dengan platform lain, dan bahwa “Security Guest Account” dapat dimanfaatkan oleh Guest untuk mempertahankan akses ke sistem Leopard bahkan setelah proses log out.

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Mac OS X adalah versi terbaru dari sistem operasi Mac OS untuk komputer Macintosh dan pertama kali dikeluarkan pada tahun 2001.
2. Mac OS X 10.5 “Leopard” merupakan versi terbaru dari versi sebelumnya yaitu Mac OS X 10.4 “Tiger”. Leopard dirilis pada tanggal 26 Oktober 2007, dan tersedia dalam dua varian: versi desktop, cocok untuk komputer pribadi, dan versi server, Mac OS X Server.
3. Mac OS X 10.5 “Leopard” memiliki berbagai fitur. antara lain Automator, Back To My Mac, Boot Camp, Dashboard, Desktop 3-D, Front Row, iCal, iChat, Parental Control, Photo Booth, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Mac OS X. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Anonim, 2010. Pembahasan Sistem Operasi Mac OS X 10.5 Leopard. http://sinyoazzalah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Anonim, 2010. Sistem Operasi Mac OS X. http://theodorust.web.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Prabowo, 2010. Sistem Operasi Mac OS X 10.5 “Leopard”. http://d3niz50408257.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Kamis, 06 Januari 2011

Laporan fisiologi Tumbuhan

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air yang besar jika potensial air di luar sel lebih rendah dibandingkan dengan potensial air di dalam sel, sehingga akan mengakibatkan volume isi sel akan menurun dan tidak akan mampu mengisi seluruh ruang yang telah dibentuk oleh sel tersebut.
Semua jenis tumbuhan yang ada di permukaan bumi sebagian besar memiliki stomata dan dengan adanya stomata ini tumbuhan disebut sebagai produsen bagi mahkluk hidup lainnya karena tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri yaitu melalui proses yang terjadi di dalam stomata yang terdapat pada daun. Stomata merupakan mulut daun yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya gas, tempat berlangsungnya proses metabolisme tumbuhan dan lain-lain.
Imbibisi merupakan proses masuknya air karena adanya perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Imbibisi pada tumbuhan umumnya terjadi pada proses penyerapan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan khususnya air.
Auksin merupakan hormon tumbuh yang terdapat dan di sintesis di dalam tumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan perpanjangan jaringan tumbuhan. Semakin panjang jaringan suatu tanaman maka proses pertumbuhan dari tanaman itu akan semakin cepat, karena laju pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari seberapa cepat laju perpanjangan jaringannya.
Setiap tanaman pada umumnya memiliki daun dan pada tanaman yang memiliki daun akan mengalami proses transpirasi. Transpirasi pada tanaman dapat terjadi pada siang hari ataupun malam hari. Transpirasi pada tanaman yang diletakkan di dalam ruangan dan di luar ruangan akan mengalami perbedaan pada tanaman yang di luar ruangan dengan suhu tinggi akan mengalami transpirasi yang lebih cepat dibandingkan tanaman yang berada di luar ruangan. Transpirasi sangat membantu mempercepat tanaman dalam proses pengangkutan unsur hara dan air (Anonim,2009).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari diadakannya Praktikum Fisiologi Tumbuhan adalah untuk mengetahui kandungan air pada umbi kentang, mengetahui proses terjadinya transpirasi, imbibisi, proses membuka dan menutupnya stomata, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur kadar klorofil pada daun, dan mengetahui jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tanaman C3 dan C4.
Kegunaan dari Praktikum Fisiologi Tumbuhan adalah agar praktikan dapat mengetahui jenis-jenis larutan yang digunakan dalam pemisahan kadar air kentang, faktor penyebab terjadinya transpirasi dan imbibisi dan jenis-jenis hormon pertumbuhan dan macam-macam pigmen.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Kentang
Kingdom Palanteae, Divisi Spermatophyta, Kelas Dicontyledonae, Famili Solanaceae, Genus Solanum, Spesies Solanum tuberosum L.
Berdasarkan klsifikasi diatas, dikenal pula spesies-spesies kentang lainnya yang merupakan spesies liar, diantaranya Solanum andigenum L., Solanum anglegenum L., Solanum demissum L.). secara garis besarnya kentang dapat dibedakan menjadi 3 golongan sbb:
1. kentang yang berumbi kuning (kulit dan dagingnya), disebut dengan kentang kuning (misalnya Eigenheimer, Patrones, Rapan 106 dan Thung 151 C.)
2. kentang yang bermbi putih (kulit dan dagingnya), disebut dengan kentang putih (misalnya Donatam Radosa dan Sebago)
3. kentang yang berumbi merah (kulitnya) dan berdaging kuning yang biasa disebut kentang merah (misalnya Desiree, Arka, dan Red Pontiac)
Dari ketiga golongan kentang diatas, yang paling digemari adalah kentang kuning (Granola). Hal ini dikarenakan rasanya enak, gurih, dan gempi. Adapun kentang putih dan kentang merah umumnya tidak begitu disenangi karena rasanya yang agak lembek dan sedikit berair. Selain kentang Granola, varietas kentang lainnya yang banyak di tanam di Indonesia adalah kentang Atlantis, Cipanas, dan Segunung (www.id.wikipedia.org/kentang.htm)
Habitus Semak, semusim, tinggi ± 50 cm. Batang : Bulat, bentuk silindris, pucuk berbulu, hijau muda. Daun : Majemuk, bulal telur, berbulu, ujung meruncing, tepi rata, pangkal runcing, panjang 12-15 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, tiijau. Bunga : Majemuk, bercabang menggarpu, di ujung dan di ketiak daun, kelopak panjang 8,5-15 mm, hijau, keputih-putihan, mahkota pendek, bentuk lonjong, putih, benang sari melekat pada tabung mahkota. Buah : bakal buah 2-6 ruang dengan banyak bakal biji, tangkai putik bentuk jarum, kepala pulik kecil. putih. Biji : Buni, bulat lonjong, kuning kecoklalan, Pipih, bentuk ginjal, kuning. Akar : Tunggang, putih kekuningan
(Tjitrosomo dan Siti Sutarmi, 1987).
2.2 Transpirasi
Transpirasi dipepengruhi oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun faktor-faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah: besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, Banyak sedikitnya stomata, Bentuk dan lokasi stomata. Sedangkan Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi: Sinar matahari (Sinar menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan menutupnya stomata jadi banyak sinar mempercepat transpirasi), temperatur ( pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun), kelembaban udara, angin, keadaan air di dalam tanah (Anonim, 2009).
2.3 Potensial Air
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Retno, 2009).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh empat macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angin dalam air (Anonim, 2008).
2.4 Imbibisi
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan di dahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal
dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis (Silvia, 2007).
2.5 Turgor
Walaupun tidak ada ketentuan umum tentang mekanisme membukanya stomata, akan tetapi kebanyakan teori menganggap bahwa mekanisme ini melibatkan mekanisme turgor (Pandey dan Sinha, 1983).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).
2.6 Stomata
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya (Lukyati, 1999).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan,1993).
2.7 Klorofil
Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis. Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta (Anonim, 2009)
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Fungsi pigmen bagi tumbuhan bermacam-macam. Pigmen pada bunga berfungsi untuk menarik perhatian penyerbuknya selain dengan aromanya. Zat hijau daun atau klorofil berfungsi menangkap energi cahaya dan mengkonversinya menjadi energi kimia (Anonim, 2009)
2.8 Pigmen-Pigmen Pada Tumbuhan
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Fungsi pigmen bagi tumbuhan bermacam-macam. Pigmen pada bunga berfungsi untuk menarik perhatian penyerbuknya selain dengan aromanya. Zat hijau daun atau klorofil berfungsi menangkap energi cahaya dan mengkonversinya menjadi energi kimia (Anonim, 2009)
2.9 Zat Pengatur Tumbuh
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organic komplek alami yang disintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan trigerring factor untuk proses-proses yang tumbuh dan morfogenesis. Selain auksin dan sitokinin, gliberelin dan persenyawaan-persenyawaan lain juga ditambahkan dalam kasus-kasus tertentu.

III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini bertempat di laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dilaksanakan pada hari kamis mulai Tanggal 5, 12, 19 November dan 3 Desember 2009, pukul 14.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Tumbuhan yaitu sebagai berikut botol selai, silet, kertas label,mistar, 2 buah botol aqua besar, kapas, aluminium foil, kertas kuarto, gunting, timbangan Analitik, cawan Petri, mikroskop, gelas objek, gelas penutup, tissue, pipet tetes, gelas ukur, spektrofotometer, sentrifuge, kufet, botol roll, mortal, pastel, kertas saring, jepitan kertas, gelas ukur, sentrifuge, gelas ukur dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum fisiologi tumbuhan adalah umbi kentang, air, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,2 M, 0,4 M, 0,6 M,0,8 M, 1,0 M, Tanaman Cabai dan air, biji kacang hijau, larutan 4,0 M, 2,0 M, 1,0 M, 0,8 M, 0,6 M, 0,4 M dan aquades, larutan sukrosa 10%, air, dan daun Rhoeo discolor yang masih segar, alkohol 70 %, daun jagung (Zea mays), daun coklat (Theobroma cacao L.) dan alkohol 70 %, 0,5 ppm caumarin, 7,0 ppm 2,4-D, 0,02 ppm giberalin, 12,5 ppm urea, aqudes, dan kecambah biji kacang hijau.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Mengukur Laju Transpirasi
4.1.1.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan laju transpirasi pada tanaman pepaya dalam ruangan dan di luar ruangan yaitu:
Perlakuan Penimbangan (gr)
I II Selisih Luas daun
Dalam ruangan
Luar ruangan
338,79

316,36

338,79

316,36
0
0
399,28 cm2
356,66 cm2
Keterangan Rumus :
Luas Daun Pepaya di Dalam Ruangan = Berat Replika Daun (g) x Luas Kertas
Berat Kertas Replika
= 2,93 x 636,4 cm2
4,67
= 1864,65
4,67
= 399,28 cm2
Luas Daunpepaya di Luar Ruangan = Berat Replika Daun (g) x Luas Kertas
Berat Kertas Replika

= 2,55 x 636,4 cm2
4,55
= 1622,82
4,55 = 356,66 cm2
4.1.1.2 Pembahasan
Pada pengamatan pertama hasil yang diperoleh pada penimbangan awal botol dalam ruangan selama satu jam sebesar 338,79 dan pada penimbangan ke dua hasil yang diperoleh sama pada hasil penimbangan yang pertama, begitu pula dengan hasil penimbangan awal botol di luar ruangan selama satu jam sebesar 316,38 dan pada penimbangan ke dua hasil penimbangan yang diperoleh sama pada hasil penimbangan yang pertama. Hal ini dikarenakan alat menimbang mengalami gangguan atau kerusakan. Sehingga hasil yang didapatkan nol.
Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam: Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem, Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu (Anonim, 2008).
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata (Sari, 2009).
Kegiatan transpirasi dipepengruhi oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun faktor-faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah: besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, Banyak sedikitnya stomata, Bentuk dan lokasi stomata. Sedangkan Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi: Sinar matahari (Sinar menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan menutupnya stomata jadi banyak sinar mempercepat transpirasi), temperatur ( pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun), kelembaban udara, angin, keadaan air di dalam tanah (Anonim, 2009).

4.1.2 Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan
4.1.2.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Perubahan panjang hipokotil dengan perlakuan larutan IAA.

Perlakuan IAA/ppm Panjang awal Panjang akhir Selisih
(cm)
Kontrol
0.01
0.03
0.05
0.07
0.09 3 cm
3 cm
3 cm
3 cm
3 cm
3 cm 3.14
2.76
3.58
2.86
2.94
3.06 0.14
-0.24
0.58
-0.14
-0.06
0.06
4.1.2.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan mengenai pengaruh Auksin terhadap pemanjangan jaringan yaitu ada kesalahan dalam pengukuran karana pada dasarnya hormon berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang atau sel, jadi pemanjangan hipokotil seharusnya memanjang bukan sebaliknya.
Hasil yang di peroleh pengamatan ini, panjang awal secara berturut-turut adalah masing-masing 3 cm, panjang akhir yaitu secara berturut-turut 3.14, 2.76, 3.58, 2.86, 2.94, dan 3.06. dan selisihnya secara berturut-turut adalah 0.14, -.24, 0.58, -o.14, -0.06 dan 0.06.
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman (Anonim, 2009).
Menurut Abdul muchid (2008) Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan. Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auxins, cytokinins, gibberellins, abscisic acid and ethylene. Namun demikian menurut perkembangan riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan polyamines seperti putrescine or spermidine.
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L. Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan. Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan (Anonim, 2009).
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frist Went seorang mahasiswa PascaSarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang kini diketahui sebagai asam indol-3 asetat atau IAA (Salisbury dan Ross 1995).
Menurut Anonim (2009) Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah. Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan
rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat. Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalam pemanfaatan enzim (Anonim, 2009).
Auksin Fungsi: Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan.
Cara Kerja: Hormon Auksin menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Anonim, 2009).
Sitokinin Fungsi: Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan.
Cara Kerja: Sitokinin dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga dapat menunda penuaan daun, bungan, dan buah dgn cara mengontrol dgn baik proses kemunduran yg menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Hormon Sitokinin diproduksi pada akar. Giberelin Cara Kerja dan Fungsi: Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah. Asam Absisat Cara Kerja dan Fungsi: Menghambat pertumbuhan, merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi. Gas Etilen Cara Kerja dan Fungsi: Mendorong pematangan, memberikan pengaruh yg berlawanan dengan beberapa pengaruh dari hormon auksin. Mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang, dan bunga. Meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji (Anonim, 2009).


4.1.3 Imbibisi
4.1.3.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan pada praktikum imbibisi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Pengaruh NaCl Terhadap Biji Kacang Hijau.
Perlakuan Berat awal Berat akhir Selisih Persentase air yang masuk
Air
4.0 M
2.0 M
1.0 M
0.8 M
0.6 M
0.4 M 1.36
1.69
1.55
1.57
1.55
1.48
1.43
3.59
1.87
2.35
2.47
2.25
2.46
2.40 2.21
0.18
0.8
0.9
0.7
0.98
0.97 160.14
10.65
0.51
0.57
0.45
0.66
0.67

4.1.3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada biji kacang hijau yang direndam dengan menggunakan air selama 2x 24 jam dan larutan NaCl, dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan dengan air lebih besar mengalami imbibisi dibanding dengan perlakuan menggunakan larutan NaCl. Pada perlakuan air berat awal 1,38 menjadi 3.59. sedangkan dengan perlakuan larutan NaCl lebih rendah dibanding dengan perlakuan bahan dengan air. Berat awal larutan NaCl berturut-turun yaitu 1.38, 1.69, 1.55, 1.57, 1.55, 1.48, 1.43. dan berat akhir adalah 3.59, 1.87, 2.35, 2.47, 2.25, 2.46, 2.40.
Selisih dapat dihitung dengan mengurai berat akhir dengan berat awal, dan selanjutnya persentase air yang masuk dapat dihitung yaitu selisih dibagi dengan berat awal maka dapatlah persentase air.
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan di dahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis (Silvia, 2007).
Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi yang tidak dapat balik ( irreversible ) dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Setiap makhluk hidup (organisma ) dicirikan dengan kemampuannya melakukan pertumbuhan selain bergerak, bereproduksi, iritabilita dan lain-lain. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan menuju ke kedewasaan atau tingkatan yang lebih sempurna, prosesnya tidak dapat diukur sehingga bersifat kualitatif. Pertumbuhan dan perkembangan terkait erat satu sama lainnya. Pertumbuhan merupakan peningkatan isi sel secara kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan perubahan kualitatif dari sel. Jika pertumbuhan memusatkan tinjauan dari adanya perubahan struktur fisik maka perkembangan lebih memusatkan perhatiannya kepada pencapaian kedewasaan (Rohman, 2009).
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh
Faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi
(Hildayanti, 2009).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Silfia, 2007).

4.1.4 Pengaruh Zpt Terhadap Perkecambahan Biji
4.1.4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan pengaruh zpt terhadap perkecambahan biji maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Persentase Biji Kacang Hijau yang Berkecambah dengan Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Perlakuan ppm Biji berke
Cambah Jumlah biji yang berkecambah Persentase biji berkecambah
1 2 3 4
Kontrol
O.5 caumarin
7.0 ppm 2.4-D
0.02 giberelin
12.5 urea 25
25
25
25
25 4
5
3
5
5 -
-
-
-
- -
-
-
-
- -
-
-
-
- 6.25%
5%
8.33%
5%
5%

Persentase biji berkecambah (Air) = jumlah biji dikecambahkan x 100%
Jumlah biji berkecambah

a. Kontrol air.

Hari ke 1 = 25 x 100 % = 6.25 %. 4
4

Hari ke 2 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 3 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 4 = 25 x 100 % = 0 %
0

Jadi, jumlah persentase biji yang berkecambah ( 6.25+0+0+0 ) = 8.25 %.

b. 0.5 ppm Caumarin.
Hari ke 1 = 25 x 100 % = 5 %.
5

Hari ke 2 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 3 = 25 x 100 % = 0 %
0

Hari ke 4 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Jadi, jumlah persentase biji yang berkecambah (5+0+0+0 ) = 5 %.


c. 7.0 ppm 2.4 -D

Hari ke 1 = 25 x 100 % = 8.33 %.
3

Hari ke 2 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 3 = 25 x 100 % = 0 %
0

Hari ke 4 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Jadi, jumlah persentase biji yang berkecambah (8.33+0+0+0 ) = 8.33 %.

d. 0.02 Giberelin.
Hari ke 1 = 25 x 100 % = 5 %.
5

Hari ke 2 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 3 = 25 x 100 % = 0 %
0
Hari ke 4 = 25 x 100 % = 0 %.
0
Jadi, jumlah persentase biji yang berkecambah (5+0+0+0 ) = 5 %.

e. 12.5 Urea.

Hari ke 1 = 25 x 100 % = 5 %.
5

Hari ke 2 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Hari ke 3 = 25 x 100 % = 0 %
0

Hari ke 4 = 25 x 100 % = 0 %.
0

Jadi, jumlah persentase biji yang berkecambah (5+0+0+0 ) = 5 %.

4.1.4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan mengenai pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) terdadap perkecambahan biji yaitu perlakuan dengan larutan konsentrasi 7.0 ppm 2.4-D persentase biji kacang hijau yang berkecambah lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan dengan larutan yang lain.
Hasil pengamatan diperoleh persentase biji kacang hijau yang berkecambah secara berturut-turut yaitu 6.25%, 5%, 8.33%, 5%, dan 5%. Jadi zat pengatur tumbuh sangat berperan dalam proses perkecambahan, semakin tinggi konsentrasi larutan ZPT maka persentase biji kacang hijau yang berkecambah semakin banyak. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa proses perkecambahan biji sangat dipengaruhi oleh konsentrasi suatu larutan dan potensiair pada zat tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti halnya lingkungan, tetapi juga oleh hormon yang ada didalam tanaman. Hormon bisa mempengaruhi tingkat produktifitas maupun kualitasnya. Tapi apakah hormon itu? Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia. Maka hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman (Anonim, 2009).
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik ( Anonim, 2009 ).
Tipe perkecambahan di bedakan menjadi 2 macam yaitu Epigeal atau perkecambahan yg mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah dan Hipogeal yaitu perkecambahan yg mengakibatkan kotiledon tetap didalam tanah. Pertumbuhan diakibatkan oleh bermacam-macam faktor antara lain: Suhu, Cahaya, Kelembapan, Nutrien, zat hara, hormon dan gen. Hormon yg mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain yaitu: Auksin. Auksin dpt digunakan dlm memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan yg di sebut dgn partenokarpi. Macam2 auksin yaitu: Rizokalin=memacu pertumbuhan akar, Kaulokalin=memacu pertumbuhan batang, Filokalin=memacu pertumbuhan daun, dan Antokalin=memacu pertumbuhan bunga. ( Wikipedia, 2009).
Kalau kita berbicara mengenai ZPT, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dinamakan hormon tanaman. Hal ini sangat penting karena sering terjadi kerancuan pengertian di masyarakat antara ZPT dengan hormon tanaman. Hormon berasal dari kata Yunani yaitu hormon yang berarti menggiatkan, merangsang, membangkitkan timbulnya suatu aktivitas. Menurut Moore (1979) hormon adalah suatu zat /senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman, aktif dalam jumlah yang sangat kecil, disintesa pada bagian tertentu tanaman kemudian diangkut ke bagian lain dimana zat tersebut menimbulkan pengaruh khusus secara biokimia. Yang dimaksud hormon disini adalah Auxin, Giberelin, Cytokinin, ethylen dan ABA. Sedangkan zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan nutrisi tanaman yang dalam jumlah kecil atau konsentrasi rendah akan merangsang dan mengadakan modifikasi secara kwalitatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semua hormon adalah zat pengatur tumbuh tetapi tidak sebaliknya karena ZPT dapat dibuat atau disintesa oleh manusia tetapi hormon tidak (Anonim, 2009)
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti Abscisic Acid Insensitive 3 (ABI3), Fusca 3 (FUS3), dan Leafy Cotyledon 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti Gibberelic Acid 1 (ga1), Ga2, Ga3, Gai, Era1, Pkl, Spy, dan Sly. Diketahui pula bahwa dSalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah (Fiona Angelina, 2009 ).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. (Ali baziad, 2009)
4.1.5 Mengukur Kadar Klorofil Dengan Spektrofotometer
4.1.5.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dalam praktikum fisiologi tumbuhan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengukuran Jumlah Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer pada Daun Jagung (Zea mays).

No Daun 665 645 Jumlah klorofil A Jumlah klorofil B
1
2 Jagung tua
Jagung muda 1.860
1.717 1.224
0.910 18.43176
18.2813. 45.7152
10.4288
Jagung tua (Zea mays)
Klorofil A = 13.7 x OD 665 ¬¬- 5.76 x OD 649
= 13.7 x 1.860 - 5.76 x 1.224
= 25.482 - 7.05024
= 18.43176.
Klorofil B = 25.8 x OD 649 – 7.6 x OD 665
= 25.8 x 1.224 – 7.6 x 1.860
= 31.5792 – 14.136
= 45.7152.
Total klorofil jagung tua A + B adalah = 18.43176 + 45.7152 = 64.14696.
Jagung muda (Zea mays).
Klorofil A = 13.7 x OD 665 ¬¬- 5.76 x OD 649
= 13.7 x 1.717 - 5.76 x 0.910
= 23.5229 – 5.2416
= 18.2813.
Klorofil B = 25.8 x OD 649 – 7.6 x OD 665
= 25.8 x 0.910 – 7.6 x 1.717
= 23.478 – 13.0492
= 10.4288.
Total klorofil jagung muda A + B adalah 18.2813 + 10.4288 = 28.7101.
4.1.5.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Mengukur Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer diketahui bahwa kandungan klorofil pada daun jagung tua lebih besar dibandingkan dengan pada jagung daun muda. Kandungan klorofil A + B pada daun tua adalah 64.14696 sedangkan kandungan klorofil A + B pada daun muda adalah 28.7101.
Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun yang tua dengan klorofil total berkisar 86,2 nm, sedangkan pada daun yang muda nilai klorofil totalnya adalah 22, 99 nm. Ternyata, semakin hijau daun maka kandungan klorofilnya semakin tinggi (Anonim, 2009).
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya dan kemudian cahaya
tersebut akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis (Anonim, 2009).
Pembentukan klorofil seperti halnya pembentukan pigmen-pigmen lain yaitu dibawa oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak ada maka tanaman tampak putih belaka. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b). Klorofil dapat dibentuk dengan tiada memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar matahari sangat berpengaruh buruk terhadap klorofil. Oleh karena itu, tanaman juga memerlukan unsur-unsur seperti Mn, Cu, Zn untuk dapat menghasilkan klorofil yang tahan terhadap radiasi sinar matahari (Anonim, 2009).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO¬¬¬¬¬¬¬¬2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim, 2009).
4.1.6 Pemisahan Pigmen Fotosintetik Dengan Kromatografi Kertas
4.1.6.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan praktikum fisiologi tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Jenis Pigmen yang Tampak pada Kromatografi Kertas
No Jenis Daun Pigmen yang tampak Jenis pigmen
1 Kakao muda Kuning Karotenoid
2 Kakao tua Hijau Antoxianin
3 Nanas muda Kuning Karotenoid
4 Nanas tua Kuning Karotenoid

4.1.6.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pemisahan Pigmen Fotosintetik dengan Kromatografi Kertas diketehui bahwa daun kakao muda mengandung pigmen jenis karotenoid karena memperlihatkan warna kuning yang dominan pada kertas. Sedangkan pada daun kakao tua mengandung pigmen jenis antoxianin karena memperlihatkan warna hijau yang dominan pada kertas. Namun pada daun nanas baik yang muda maupun yang tua sama-sama menampakkan warna kuning yang lebih dominan sehingga dapat diketahui kalau daun nenas mengandung jenis pigmen karotenoid.
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Proses secara fisik sangatlah berbeda dengan fluoresent, phosphorescence dan bentuk lain dari luminescence, yang mana materi tersebut dapat mengeluarkan cahaya dengan sendirinya. Berkebalikan dengan teori warna cahaya, di dalam teori pigmen sensasi putih dianggap sebagai absennya seluruh pigmen (Anonim, 2009).
Selain menghasilkan metabolit primer, tumbuhan juga menghasilkan metabolit sekunder. Metabolit sekunder dapat berupa zat bioaktif dan pigmen. Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat memunculkan warna. Pigmen mampu menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang tertentu. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda. Zat warna alami dapat diperoleh dari tanaman atau hewan dan warna alami ini meliputi pigmen yang terdapat dalam bahan atau terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan atau pemprosesan. Aman dan tak berefek samping jika dikonsumsi, seperti klorofil, karotenoid, antosianin, brazilein, tanin dan lain-lain. Zat warna atau pigmen terdapat secara alami dalam sel makhluk hidup terutama tumbuhan. Pigmen biasanya terdapat dalam vakuola atau organel tertentu dalam sel tumbuhan (Anonim, 2009).
Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flavonoid, fitosterol, saponin, glukosinolat, polifenol, asam fitat, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, inhibitor protease (Anonim, 2009).
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya dan kemudian cahaya tersebut akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Fungsi pigmen bagi tumbuhan bermacam-macam. Pigmen pada bunga berfungsi untuk menarik perhatian penyerbuknya selain dengan aromanya. Zat hijau daun atau klorofil berfungsi menangkap energi cahaya dan mengkonversinya menjadi energi kimia (Anonim, 2009).

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum Fisiologi Tumbuhan Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Transpirasi merupakan proses penguapan air dari dalam tubuh tanaman, yang terjadi pada tanaman.

2. Proses terjadinya transpirasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, udara dan lainnya.

3. Pada tanaman yang diletakkan di luar ruangan lebih cepat mengalami transpirasi dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan.

4. Hormon merupakan perangsang tumbuhan umtuk perkembangan dan pertumbuhan batang atau sel.

5. Keberhasilan suatu pengamatan tergantung dari ketelitian orang yang melakukan pengamatan.

6. Hormon terdiri dari auxins, cytokinins, gibberellin dan sebagainya.

7. Pada proses imbibisi yang terjadi pada biji kacang hijau, perlakuan air lebih cepat dibanding dengan perlakuan dengan larutan NaCl.

8. Air merupakan bahan yang sangat penting dalam proses imbibisi.

9. Imbibisi merupakan awal dari proses perkecambahan.

10. Biji yang tidak tumbuh pada caumarin dikarenakan karena caumarin lebih cepat menguap sehingga mediamenjadi kering dan biji tidak tumbuh.

11. Zat pengatur tumbuh sangat berperan dalam proses perkecambahan kacang hijau.

12. Proses perkecambahan yang diamati membesarnaya biji karena adanya tahap imbibisi menyerap air dari lingkungan sekitarnya, baik dalam tanah maupun udara.

13. Air juga berperan dalam proses perkecambahan.
14. Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun yang tua dengan klorofil total berkisar 86,2 nm, sedangkan pada daun yang muda nilai klorofil totalnya adalah 22, 99 nm.

15. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya.

16. Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b).

17. Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap mata.

18. Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, antoxantin, flavonoid, fitosterol, saponin, glukosinolat, polifenol, asam fitat, monoterpen, fitoestrogen, sulfida, inhibitor protease.

19. Pigmen antoxianin merupakan pimen bewarna hijau dan pigmen karotenoid merupakan pigmen berwarna kuning.

5.2 Saran
Diharapkan kepada masing-masing kelompok praktikkan agar membawa bahan yang lengkap agar praktek dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

BOIDATA YATNO

BIODATA YATNO
Nama : YATNO
Stambuk : E 281 08 019
Program stud : Agroteknologi (UNTAD)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No HP : 085240655432 dan 085756407282
TTL : Gorontalo, 19 September 1987
Alamat : Trans Sidera SP II Blok I3 ( Palu)

Profil UNTAD

SEJARAH SINGKAT
Keberadaan perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, yang merupakan cikal bakal Universitas Tadulako ditandai dengan 3 (tiga) tahapan perjalanan sejarah yaitu periode Universitas Tadulako status swasta (1963-1966), periode status cabang (1966-1981), dan status negeri yang berdiri sendiri UNIVERSITAS TADULAKO (UNTAD), sejak tahun 1981.
Periode Status Swasta (1963-1966)
Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi swasta bermula dan tumbuh dengan mendapatkan kehidupan dari swadaya murni masyarakat Sulawesi Tengah, sudah berdiri sebelum daerah Sulawesi Tengah mendapatkan statusnya sebagai Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Tengah. Tadulako secara konkret berarti pemimpin, dan menurut sifatnya berarti keutamaan. Dengan demikian tadulako adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat keutamaan (adil, bijaksana, jujur, cerdas, berani, bersemangat, pengayom, pembela kebenaran).
Pemberian nama tadulako bagi universitas ini dimaksudkan oleh para pendirinya agar Universitas Tadulako menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan pemimpin-pemimpin yang memiliki sifat-sifat keutamaan. Demikian kuatnya keinginan para pemuka masyarakat di daerah ini, yang memulai kerja kerasnya dengan meletakkan langkah-langkah ke arah terciptanya lembaga dan masyarakat ilmiah, malalui terbentuknya sebuah universitas. Nama-nama pemuka masyarakat perintis pendiri Universitas Tadulako, tetap tercatat dengan baik untuk selalu diingat serta dihargai pada setiap peristiwa dalam kehidupan Universitas ini, kini dan akan datang.
Dari kerja keras tersebut, maka pada tanggal 8 Mei 1963 berdirilah Universitas Tadulako dengan status Swasta, dengan rektor pertama Drh. Nasri Gayur. Setelah melalui berbagai macam usaha untuk meningkatkan status dan peran Universitas Tadulako, maka pada tanggal 12 September 1964 ditingkatkan statusnya menjadi “TERDAFTAR“sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 94/B-SWT/P/64, dengan empat fakultas :

* Fakultas Sosial Politik.
* Fakultas Ekonomi.
* Fakultas Peternakan.
* Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Hayat dan Ilmu Pendidikan.

Perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas Hukum sehingga keseluruhan menjadi 5 (lima) fakultas.
Periode Cabang (1966-1981)
Berbagai upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh pemuka masyarakat di daerah ini, sehingga terwujudlah Perguruan Tinggi Negeri dengan status cabang, yaitu Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 1 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966 dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang Cabang Palu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 2 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966.
Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin (Untad Cabang Unhas) terdiri atas empat fakultas yaitu :
· Fakultas Peternakan. · Fakultas Ekonomi.
· Fakultas Hukum.
· Fakultas Sosial dan Politik.
IKIP Ujung Pandang Cabang Palu terdiri atas tiga fakultas yaitu :
· Fakultas Ilmu Pendidikan.
· Fakultas Keguruan Sastera dan Seni.
· Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta.
Sejak saat itulah kedua perguruan tinggi cabang tersebut mengalami kehidupannya dengan cara yang amat ditentukan oleh induk masing-masing, terutama dalam hal penyelenggaraan pendidikan, pengadaan tenaga akademik dan administrasi. Di samping peran perguruan tinggi induk yakni UNHAS dan IKIP Ujung Pandang, peran pemerintah daerah serta pemuka masyarakat di daerah ini sangat menentukan perkembangan kedua perguruan tinggi cabang tersebut.
Universitas Tadulako Negeri Berdiri Sendiri (sejak tahun 1981)
Setelah melalui perjalanan dan perjuangan panjang selama 15 tahun dengan status cabang, berbagai pengalaman dan penyesuaian sistem pendidikan tinggi nasional, dapat dilaksanakan dengan satu komitmen peningkatan status yaitu pembentukan satu wadah universitas negeri yang berdiri sendiri. Dengan dukungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), Untad Cabang Unhas dan IKIP Ujung Pandang Cabang Palu secara sendiri-sendiri telah melakukan berbagai upaya berupa penataan akademik, administrasi dan penyediaan prasarana dan sarana yang dibutuhkan.
Untuk lebih mengefektifkan upaya mewujudkan satu universitas negeri yang berdiri sendiri, maka pada tahun 1978 atas fasilitasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah, dibentuklah Koordinatorium Perguruan Tinggi Sulawesi Tengah (PTST) yang diketuai oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah dengan enam orang wakil ketua yang berasal dari UNTAD Cabang UNHAS (3 orang) dan IKIP Ujung Pandang Cabang Palu (3 orang).
Upaya Koordinatorium PTST tersebut untuk menyatukan kembali kedua perguruan tinggi cabang di Sulawesi Tengah pada akhirnya muncul dan menjadi dasar yang lebih kokoh untuk berdirinya universitas negeri yang berdiri sendiri. Atas dukungan dan upaya masyarakat di Sulawesi Tengah, Pemerintah Daerah, Rektor UNHAS, Rektor IKIP Ujung Pandang serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akhirnya status cabang kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut di atas ditingkatkan menjadi “UNIVERSITAS NEGERI YANG BERDIRI SENDIRI”, dengan nama UNIVERSITAS TADULAKO (UNTAD) sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 36 Tahun 1981 tanggal 14 Agustus 1981, berdasarkan Keputusan Presiden tersebut Untad terdiri atas 5 (lima) fakultas :

* Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
* Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
* Fakultas Ekonomi.
* Fakultas Hukum.
* Fakultas Pertanian.

Dalam perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu Fakultas Teknik sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0378/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993.
Dari 6 (enam) fakultas yang ada, saat ini Universitas Tadulako menyelenggarakan Pendidikan Program Sarjana dan Program Diploma dengan 23 (dua puluh tiga) Program Studi.
VISI UNIVERSITAS TADULAKO
Dalam mengembangkan Untad, selain berpedoman kepada azas dasar cita-cita kemanusiaan yang bersifat kerohanian tertinggi seperti yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Untad senantiasa berorientasi kepada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks), serta peningkatan kesejahteraan rakyat.
Di samping itu pengembangan Untad juga ditetapkan berdasarkan pada suatu antisipasi masa depan yang disebut VISI 2020 Universitas Tadulako sebagai berikut :
“Melalui upaya peningkatan kualitas yang berkelanjutan di semua aspek kegiatan, pada tahun 2020 Universitas Tadulako akan menjadi wahana pendidikan tinggi yang terakreditasi tinggi pada tingkat nasional dengan menjadikan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pendidikan akademik, pendidikan profesional, dan penelitian dalam rangka kajian lingkungan hidup sebagai unggulan; menghasilkan lulusan sebagai seorang Tadulako yaitu sarjana atau profesional yang bermoral Pancasila dan memiliki etika akademik terhormat, berkemampuan Ipteks yang sesuai dengan tuntutan zaman, mahir berkomunikasi dan berwawasan kemandirian yang tangguh, senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, mendorong peningkatan kesadaran lingkungan, hak asasi dan demokrasi, serta terus mengembangkan dan memajukan Ipteks guna mendukung pembangunan nasional, peningkatan kualitas kehidupan rakyat dan mengembangkan kebudayaan nasional”.
MISI UNIVERSITAS TADULAKO
Misi Untad merupakan perwujudan dari fungsi, peranan dan tugas pokok perguruan tinggi sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berkaitan dengan fungsi, peranan dan tugas pokok tersebut serta visi yang dikembangkan, Untad sebagai universitas yang mengunggulkan pendidikan akademik, pendidikan profesional, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dalam rangka kajian lingkungan hidup serta mengutamakan kualitas dan pelayanan terbaik, mempunyai MISI sebagai berikut :
“Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian, serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, yang mendukung pembangunan nasional dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat; mengembangkan dan membina kehidupan akademik yang sehat dan dinamis; serta mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian/humaniora serta melestarikan lingkungan, mendayagunakan hasil temuan Ipteks untuk kemaslahatan manusia, dengan memaksimalkan pendayagunaan sumber daya yang tersedia di Untad”.
TUJUAN UNIVERSITAS TADULAKO
Tujuan Untad tidak terlepas dari tujuan dasar pendidikan tinggi, yaitu : (a) sebagai wahana untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi tertentu agar dapat berfungsi secara produktif di masyarakat; (b) sebagai wahana untuk membina dan melatih tenaga peneliti, pemikir dan profesional; (c) sebagai wahana penyelenggaraan proses pembelajaran yang efisien, efektif dan produktif; (d) sebagai wahana yang mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Filosofi, visi dan misi yang dikembangkan Untad, serta tujuan dasar pendidikan tinggi Untad bersifat umum yang perlu dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan program sarjana dan diploma pada berbagai program studi, sehingga menghasilkan lulusan dengan kualitas tinggi dan kompetensi keilmuan dan keahlian yang relevan dengan dunia kerja, yang :

* berahlak mulia;
* beretika akademik terhormat;
* berpengetahuan akademik (ipteks) yang sesuai dengan tuntutan zaman;
* mampu berkomunikasi efektif, dalam bahasa Indonesia dan asing (Inggris);
* menguasai dan mampu memanfaatkan teknologi informatika yang terus berkembang;
* berwawasan kemandirian (wirausaha) yang tangguh;
* tanggap dan berkemampuan tinggi menyesuaikan diri terhadap perubahan dan kemajuan;
* berbekal disiplin dan etos kerja tinggi;
* berbekal kesadaran yang tinggi tentang hak asasi, demokrasi, intelektual dan pelestarian lingkungan.

2. Melaksanakan penelitian terapan bagi pengembangan teknologi dan kesenian yang relevan untuk mendukung pembangunan nasional pada umumnya dan pengembangan industri pada khususnya, serta melaksanakan penelitian dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan jalan memprakarsai dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah tertinggal pada khususnya, serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam hal pemberian konsultasi hukum, manajemen, informasi ilmiah, paket-paket teknologi dan sebagainya.
4. Mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat akademik yang sehat dan dinamis, yang didukung oleh budaya ilmiah yang menjunjung tinggi kebenaran terbuka, kritis, bertanggung jawab, kreatif, inovatif dan tanggap terhadap perubahan di tingkat nasional maupun global.
5. Menjalin dan menempuh kerja sama kelembagaan yang simetrikal dan saling menguntungkan dengan pemerintah, dunia kerja (industri) dan lembaga pendidikan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri.
6 Meningkatkan kinerja di semua aspek kegiatan yang menjadi misi Untad guna mencapai universitas yang berdedikasi tinggi yang dikenal secara nasional.